Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tempat Pengoplosan Elpiji di Sidoarjo Digerebek Polisi

"Sesuai keterangan SO lahan yang dipakai pengisian elpiji ilegal sudah disewa YP selama 5 bulan," ujar Kasat Reskrim Polres Sidoarjo AKP Ayup

zoom-in Tempat Pengoplosan Elpiji di Sidoarjo Digerebek Polisi
surya/anas miftakhutadin
Petugas memberi garis polisi di tempat pengoplosan gas elpiji 

TRIBUNNEWS.COM,SIDOARJO - Tempat pengoplosan elpiji 3 kg ke tabung elpiji 40 kg dan 12 kg, di  Desa Kludan, Kecamatan Tanggulangin digerebek anggota Reskrim Polres Sidoarjo, Rabu (15/1/2015) dini hari.

Dari lokasi kejadian, polisi mengamankan ribuan tabung elpiji ukuran 3 kg, 12 kg serta tabung ukuran 40 kg.

Namun dalam penggerebekan itu, pemilik usaha ilegal YP berhasil meloloskan diri beserta dua anak buahnya.

SO, 43, pemilik lahan yang disewa YP bersama MM, 38, yang tengah tidur di kamar di lokasi pengisian elpiji digiring ke Polres Sidoarjo.

"Sesuai keterangan SO lahan yang dipakai pengisian elpiji ilegal sudah disewa YP selama 5 bulan," ujar Kasat Reskrim Polres Sidoarjo AKP Ayup Diponegoro Azhar, Kamis (15/1/2015).

Ketika penggerebekan berlangsung, polisi sempat heran. Lokasi yang dipakai tidak kentara karena pagarnya terbuat dari bambu yang tidak dibelah.

Selain itu, posisinya di belakang rumah sehingga tempat usaha ilegal itu menyerupai kandang ayam. Namun di dalamnya berisi tabung elpiji dan dipakai aktifitas sehari-hari.

Berita Rekomendasi

Sesuai catatan penyidik Tipiter Polres  Sidoarjo, tabung elpiji ukuran 3 kg ada 900 buah, 200 buab tabung elpiji ukuran12 kg dan 100 tabung elpiji 40 kg.

"Tabung elpiji ukuran 3 kg sudah banyak yang dipindahkan ke tabung 20 kg dan 40 kg," ujarnya.

Dari lokasi, penyidik juga menemukan tiga buah regulator untuk memindah ke antar tabung.

Ada satu regulator yang posisinya masih menancap dari tabung 3 kg ke tabung 40 kg.

Bahkan ada satu tabung ukuran 3 kg yang bocor dan sepertinya baru dibuka.

"Dilihat dari pola yang ada, pelaku saat itu masih bekerja memindahkan elpiji," ungkapnya.

Pelaku YP asal Kludan kini dinyatakan buron diduga pelaku lama dalam dunia elpiji ilegal.

Di lokasi pengisian dipasang kipas  angin sebanyak tiga buah. Hal itu untuk menghilangkan elpiji yang keluar (bocor) supaya tidak terjadi kebakaran atau ledakan.
"Melihat cara kerjanya dan banyaknya tabung elpiji yang ada, YP sudah mahir serta banyak konsumennya," ungkap Ayup Diponegoro.

Penggerebekan yang dilakukan atas kecurigaan warga sekitar jika mobil pikap dan boks sering keluar masuk lokasi.

Apalagi barang yang dibawa tabung elpiji, padahal sepengetahuan warga dulunya adalah lahan kosong.

"Dari laporan yang masuk, anggota kami suruh mengecek ternyata benar jika di dalamnya banyak tumpukan tabung elpiji," tukasnya.

Mantan Kasat Reskrim Polres Gresik itu menjelaskan, hasil pemeriksaan sementara dari keterangan SO, usaha ilegal yang didirikan YP sudah berjalan sekitar 5 bulan.

Untuk izin usaha, SO mengaku tidak tahu apakah ada izin atau tidak.

"Sesuai keterangan SO selaku saksi, ia tidak tahu soal perijinan usaha. Dia (SO) hanya pemilik lahan yang disewakan ke YP saja," jelasnya.

Menghilangnya YP bersama dua anak buahnya, polisi saat itu mencari ke kebun belakang. Tetapi petugas tidak menemukannya.

"Dia terus kami cari sampai ketemu karena tindakan yang dilakukan membahayakan dan merugikan konsumen," tandasnya.

Kemana YP memasarkan produknya? AKP Ayup Diponegoro mengaku masih belum tahu karena tersangka utamanya belum ketemu.

Begitu juga darimana elpiji diambil, Ayup juga masih menyelidikinya.

"Melihat banyaknya tabung yang ada, YP kemungkinan besar mengambil dari distributor atau bisa jadi YP membeli dari toko," ucapnya.

Sasaran melempar elpiji 'Kentut' diperkirakan ke restoran di Sidoarjo. Karena restoran tiap hari membutuhkan.

Modusnya dipakai selisih sedikit dari harga pada umumnya.  Seperti harga elpiji ukuran 3 kg harganya Rp 15.000, ukuran 12 kg harganya 135.000 dan 40 kg nilainya sekitar Rp 335.000.(Mif)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas