Rumah Pegiat Antikorupsi Mathur Pernah Dibakar Pada 2010
"Pembakaran 2010 lalu tidak terungkap. Saya berharap kasus sekarang ini bisa terungkap,” pinta Muthmainah.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Zainuddin
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Muthmainah (36), istri Mathur Husairi, sangat memahami risiko yang akan dialami suaminya sebagai pegiat antikorupsi. Makanya Muthmainah selalu minta Mathur berkirim kabar setiap kali meninggalkan rumah.
Seperti pada Senin (19/1/2015) siang kemarin, Mathur menyampaikan dirinya sedang rapat bersama teman-temannya di Bangkalan, Madura. Setelah rapat di Bangkalan, Mathur akan rapat lagi di Surabaya, Jawa Timur.
"Saya hanya bilang hati-hati. Hanya itu yang bisa saya katakan," kata Muthmainah saat menjaga suaminya yang dirawat di RS Dr Soetomo karena ditembak orang tak dikenal, Selasa (20/1/2015) pukul 02.00 WIB.
Ibu lima anak ini tak tahu apa saja yang dilakukan Mathur selama di Surabaya. Dia tak memiliki firasat apapun sebelum suaminya ditembak. Malam itu Muthmainah lembur menyelesaikan tugasnya sebagai guru sekolah.
Muthmainah baru tidur sekitar pukul 00.30 WIB. Mungkin karena lelah, Muthmainah tidur sangat nyenyak. Sampai-sampai ia tidak mendengar suara apapun di depan rumahnya, termasuk suara tembakan.
Dia enggan mengira-ngira siapa penembak suaminya. Sejak kasus Fuad Amin Imron mencuat, Muthmainah mengakui didatangi banyak orang. Rata-rata membahas seputar kasus korupsi di Bangkalan, begitu yang ia dengar.
Tahu risiko suaminya, Muthmainah kerap memeriksa kotak masuk ponsel Masthur, takut-takut ada ancaman. Tapi ia tidak mendapati satu pun pesan bernada ancaman untuk suaminya. Meski pernah ada pesan teror, Muthmainah menduga sudah dihapus suaminya.
Sejak Muthmainah hamil anak keenamnya, Mathur sangat selektif mengemukakan isi hatinya. Tidak semua masalah yang dialami akan diceritakan kepada istrinya. Mathur khawatir cerita tersebut akan membuat istrinya semakin terbebani.
Teror yang dialami Mathur bukan hanya sekali ini. Keluarga Mathur pernah mengalami terror pada 2010 lalu. Saat itu orang tidak dikenal membakar rumahnya. Pembakaran ini dilakukan dengan menyiramkan premium di sekeliling rumah.
Mobil milik Mathur ikut terbakar dalam insiden ini. Pelaku meninggalkan jeriken sisa premium, dan sandalnya. "Pembakaran 2010 lalu tidak terungkap. Saya berharap kasus sekarang ini bisa terungkap,” pinta Muthmainah.
Selama ini Mathur dikenal sebagai Direktur Center Islam of Democration (CIDe). Selasa dini hari ia ditembak saat pulang dari Surabaya. Sedianya siangnya ia mengantar istrinya memeriksakan kandungan ke Surabaya.