Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sering Diludahi, Gadis Ini Tetap Setia Layani Orang Gila

Bekerja sebagai staf rehabilitasi sosial pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nunukan, disadari Aslinda pasti penuh dengan resiko

Editor: Sugiyarto
zoom-in Sering Diludahi, Gadis Ini Tetap Setia Layani Orang Gila
(niko ruru/tribun kaltim)
Aslinda. 

Namanya orang gila yang tidak tahu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, tentu orang-orang seperti Aslinda juga dituntut untuk terlibat langsung membuat mereka menjadi bersih. Bahkan Aslinda juga harus rela membersihkan kotoran orang gila itu.

“Mau laki-laki atau perempuan, kita harus mandikan. Nanti buang kotoran kita bersihkan. Namanya sudah terbiasa, jadi kita tidak jijik lagi,” ujarnya.

Aslinda dengan pekerjaannya itu dituntut untuk bisa berkomunikasi dengan para orang gila. Komunikasi seperti ini sangat penting apalagi harus berhadapan dengan orang gila liar, yang biasanya warga negara Indonesia yang baru dideportasi dari Malaysia.

Mereka datang tanpa kartu identitas apapun, sehingga kampung asalnya tidak diketahui.

Mendapatkan identitas orang gila tersebut sangat penting.

“Selain itu kita harus mengajak ngobrol supaya dia tidak tambah stres. Kalau dia diam, tidak diajak ngomong nanti malah semakin stres,” ujarnya.

Biasanya, kata dia, pada 10 sampai 20 menit pertama, pembicaraan masih terarah. “Tapi kalau sudah diajak ngobrol sampai 30 menit, sudah ndak nyambung,” ujarnya.

Berita Rekomendasi

Dalam kondisi pembicaraan yang sudah tidak nyambung itu, Aslinda harus bisa menempatkan diri dengan mengikuti alur pembicaraan si orang gila itu.

“Kita iya-iya saja. Kalau mereka ketawa, kita juga harus ikut ketawa,” katanya.

Untuk proses pemulihan, para orang gila ini harus dibawa ke rumah sakit jiwa di Tarakan.

Dengan menumpang speeboat, butuh waktu sekitar tiga jam perjalanan. Selama perjalanan itulah, Aslinda tak henti-hentinya mengajak orang gila itu ngobrol.

“Walaupun tidak nyambung, harus diajak cerita,” ujarnya.

Terkadang, saat orang gila itu ingin berbuat hal yang aneh-aneh, Aslinda harus bisa memberikan pemahaman. Seperti contoh misalnya, saat berada dispeedboat orang gila itu akan merokok.

“Kita berikan pemahaman, ini tidak bisa merokok karena ada bensin nanti terbakar. Dia ikut saja,” katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas