Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alquran Raksasa di Porong Itu Ternyata Bukan Datang Sendiri, Tapi Beli Rp 42 Juta

Alquran tersebut rencananya dibakar di halaman Pendopo Kabupaten Sidoarjo karena banyak kesalahan pada ayat dan harokat serta ada indikasi rekayasa.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Alquran Raksasa di Porong Itu Ternyata Bukan Datang Sendiri, Tapi Beli Rp 42 Juta
Surya/Anas Miftakhudin
Dua warga mengamati Alquran raksasa berbauh harum di rumah ustadz Anang di Glagah Arum, Porong, Sidoarjo, Senin (12/1/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Masih ingat Alquran raksasa yang ditemukan di rumah Anang Asriyansah di Desa Glagaharum, Kecamatan Porong, Sidoarjo awal Desember 2014 lalu?

Alquran tersebut rencananya dibakar di halaman Pendopo Kabupaten Sidoarjo karena banyak kesalahan pada ayat dan harokat serta ada indikasi rekayasa.

Keputusan pemusnahan berupa pembakaran dilakukan setelah Majelis Ulama Indonesia (Sidoarjo) beberapa kali menggelar rapat bersama Forpimka Porong.

Dalam rapat terakhir yang digelar di Kantor MUI Sidoarjo Jl Pahlawan, Rabu (28/1/2015) yang juga dihadiri Anang Asriyanto, diputuskan Alquran tersebut akan musnahan karena kesalahan tak bisa ditolelir.

Hal itu terungkap setelah MUI menerjunkan 5 penghapal Alquran untuk mengoreksi alquran tersebut dan hasilnya ditemukan banyak kesalahan.

"Dalam satu ayat sampai ada lima kesalahan. Dari kesalahan yang ada maka akan terjadi kesalahan pada lafadz yang dibaca," tutur Ketua MUI Sidoarjo, KH Usman Bahri, Rabu (28/1/2015). itu ternyata tidak benar.

Menurut KH Usman Bahri, rapat tertutup tersebut, Anang Asriyanto mengakui bahwa Alquran yang disebut-sebut sebagai Alquran Tiban itu ternyata tidak benar.

BERITA TERKAIT

Hal itu setelah Anang dicecar pertanyaan oleh seluruh anggota MUI dan Forpimka.

Dia mengaku bahwa intinya ada rekayasa. Bahwasanya Alquran yang katanya tiba-tiba berada di kamar dengan ukuran panjang 2 meter dengan lebar 1,2 meter ternyata diperoleh dari beli Rp 42 juta.

"Alquran itu dibeli dari seseorang kurir berasal sari Cangkring Candi bernama Andi," ujar KH Usman Bahri.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas