Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aktivis Antikorupsi Sayangkan Ulama PPP yang Dengarkan Ceramah SDA

Meskipun kantor tersebut kembali direbut oleh Musyafa' Noer, namun diduga ada noda dalam pertemuan tersebut.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Aktivis Antikorupsi Sayangkan Ulama PPP yang Dengarkan Ceramah SDA
Tribunnews/Dany Permana
Menteri Agama, Suryadharma Ali (tengah) berjalan meninggalkan kantornya di Kementerian Agama RI, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2014). Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Suryadharma Ali sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penyelenggaraan haji di Kemenag pada tahun 2012-2013. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Aksi pendudukan dari kubu Suryadharma Ali (SDA) di kantor DPW PPP Jawa Timur, Jalan Kendangsari 36, Surabaya masih menyisakan persoalan.

Meskipun kantor tersebut kembali direbut oleh Musyafa' Noer, namun diduga ada noda dalam pertemuan tersebut.

Sejumlah ulama yang dikumpulkan mendengarkan tausiyah SDA yang kini menjadi tersangka korupsi haji di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Aktivis antikorupsi Jawa Timur, M. Asy'ari ST menyayangkan sikap sebagian ulama yang masih menjadi makmum SDA.

"Kalau di kampung, maling ayam saja sudah terhina. Ini tersangka korupsi uang jamaah haji miliaran rupiah, masih dijadikan imam. Semangat antikorupsi ulama PPP patut dipertanyakan," kata M. Asyari kepada wartawan, Jumat (30/1/2015).

Sebagaimana diketahui, usai menduduki kantor DPW PPP Jatim, SDA memberikan pidato di hadapan sejumlah ulama dan kader PPP.
Dalam pidatonya, SDA mengajak para ulama solid berada di belakangnya.

Hadir dalam pertemuan tersebut, KH. Muhammad Wafi Sarang, KH Masykur Hasjim, dan sejumlah undangan lainnya.

Berita Rekomendasi

Asy'ari mengungkapkan, seharusnya ulama PPP mengedepankan aspek etika-moral dalam berpolitik. Artinya, seseorang yang sudah menjadi tersangka korupsi tidak perlu diikuti.

"Saya kira sebagai orang yang paham tentang Islam, para ulama PPP itu tak berkompromi dengan koruptor," bebernya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas