Mariyati Tewas Bersama Cucu yang Diajaknya Berobat
Dua dari 16 korban tewas dalam kecelakaan bus Sang Engon, Sabtu (21/2/2015), adalah Mariyati (50) bersama cucunya, Bima Saputro Lugianto
Editor: Yulis Sulistyawan
Laporan Wartawan Surya, M Taufik
TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO - Dua dari 16 korban tewas dalam kecelakaan bus Sang Engon, Sabtu (21/2/2015), adalah Mariyati (50) bersama cucunya, Bima Saputro Lugianto yang masih kelas 4 SD Negeri Dander, Bojonegoro, Jawa Timur.
Menurut keluarga, selama ini Mariyati memang biasa ikut pengajian Habib Lutfi di Pekalongan. Dan kali ini, Mariyati sengaja mengajak cucunya, Bima.
"Bima itu kan sering sakit-sakitan, sering keluar masuk rumah sakit. Sakit sesak. Dan neneknya pengen mengajak ke Pekalongan karena mendapat kabar bahwa habib Lutfi bisa menyembuhkan penyakit," uangkap M Subiyanto, keluarga korban di rumah duka.
Bima adalah putra pertama dari dua saudara anak dari pasangan Lilit Lugianto dan Jujuk Juwariyah. Adik Bima seorang perempuan berusia dua tahun.
Sambil menunggu kabar kedatangan jenazah ibu dan anaknya, Jujuk terus menangis, Sabtu siang. Para kerabat dan tetangga terus berdatangan di rumah duka.
Sayang, takdir berkata lain. Mariyati dan rombongan yang menumpang Bus Sang Engon mengalami kecelakaan tunggal di Tol Jatingaleh, Semarang, Jumat (20/2/2015).
Akibat kecelakaan itu, 18 anggota rombongan tewas. 11 korban tewas asal Dander itu adalah Sumisih, Maryati, Sumarsih, Nanda, Sukeni, Wartini, Bima, Mutmainah, Syarif, dan Sutarsini.
Tujuh korban lainnya, Maryadi asal Kecamatan Kapas, Selfiah asal Padangan, Hadi asal Tambakrejo, Hadi P (kernet) asal Nganjuk, Abdul Ghofur asal Balen, Hamili Nurrohim asal Balen, dan Nurjanah asal Purwodadi.