Ganjar Pranowo Perintahkan Operasi Pasar Besar-besaran Sikapi Harga Beras Ekstrem
"Pemerintah pusat menggelar oprasi pasar besar-besaran agar menendang," terang Ganjar, Selasa (24/2/2015).
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Pujo Asmoro
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Melambungnya harga beras menjadi perhatian serius Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurutnya, harga beras Rp 12 ribu per kilogram dan harga gabah masih rendah adalah sebuah keanehan. Seharusnya, harga beras dan gabah berbanding lurus. Kenaikan harga beras saat ini dinilai Ganjar sudah ekstrem.
Ganjar menegaskan operasi pasar adalah cara efektif untuk menekan harga beras. Hanya saja, operasi pasar yang digelar haruslah serius dan besar-besaran. Kalau kecil, sambungnya, kurang menendang.
"Pemerintah pusat menggelar oprasi pasar besar-besaran agar menendang," terang Ganjar, Selasa (24/2/2015).
Oprasi pasar harus digelar secepat mungkin. Lantaran dalam satu bulan ke depan musim panen sudah dimulai. "Kalau sudah panen tentu tidak diperlukan oprasi pasar. Stoknya melimpah karena sudah panen raya. Oprasi pasar, secepatnya," paparnya.
Di sisi lain, untuk mengantisipasi permainan penimbun beras, Ganjar telah menginstruksikan agar mengecek gudang para pengusaha. Ia akan segera merapatkan hasil pengecekan gudang tersebut.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, Prijo Anggoro, mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik dan dinas terkait dalam menyikapi lonjakan harga beras. Selain itu, ia juga akan berkoordinasi dengan kepala daerah.
Prijo mengungkapkan, pihaknya menyiapkan dua formula mengatasi tingginya harga beras. Yakni dengan operasi pasar dan menyalurkan beras miskin ke masyarakat kurang mampu.
"Raskin sudah disalurkan di beberapa daerah. Kabupaten Batang dan Pekalongan sudah (menyalurkan raskin, red). Sedangkan operasi pasar, begitu harga naik 10 persen, langsung kita gelar operasi pasar," terang pria asal Banyumas tersebut.
Menurut Prijo, stok Raskin di Jateng masih mencukupi. Dari 175 ton stok Raskin bulan ini, masih tersisa sekitar 40 persen yang belum disalurkan. "Kami terus bekerja mengatasi masalah ini," tegasnya.
Sedangkan untuk operasi Pasar, Disperindag Provinsi Jateng sifatnya hanya memfasilitasi. Jadi, apabila ada permintaan dari kabupaten/kota untuk menggelar oprasi pasar, ia akan memfasilitasinya.
Kemungkinan adanya permainan mafia dan penimbun beras ia tidak bisa memastikannnya. "Bisa iya bisa tidak (permainan penimbun). Karena ini hampir panen. Kalau ada yang menimbun saat panen, top," ujarnya.