Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bertahan Hidup, Anshar Makan Mi Campur Solar di Tengah Laut

Untuk bertahan, beberapa nelayan bahkan terpaksa makan mi instan yang sudah bercampur dengan air laut dan solar.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Bertahan Hidup, Anshar Makan Mi Campur Solar di Tengah Laut
Intisari
ILUSTRASI : kapal terombang-ambing di laut 

TRIBUNNEWS.COM, BATANG - Kapal Motor (KM) Marcel Jaya 20 asal Muara Angke Jakarta, Karam di perairan laut Jawa
sejak, Senin (2/3/2015).

Beruntung 26 anak buah kapal (ABK) yang berada di kapal itu bisa diselamatkan nelayan setempat menggunakan KM Tambah Rejeki, Rabu (4/3/2015).

Perjuangan untuk hidup para nelayan itu cukup berat karena sudah terombang-ambing di lautan selama dua hari. Untuk bertahan, beberapa nelayan bahkan terpaksa makan mi instan yang sudah bercampur dengan air laut dan solar.

Karamnya KM Marcel Jaya ini, disebabkan kondisi cuaca buruk di tengah laut. Nakhoda KM Marcel Jaya, Zakaria (44), mengatakan gelombang di perairan Laut Jawa sangat tinggi sehingga kapalnya terombang-ambing.

"Cuaca tidak bagus, tinggi gelombang sampai sekitar 5 meter," kata warga Aceh itu, di Kantor Satpolair Polres Batang, Kamis (5/3/2015).

Gelombang tinggi itu, kata dia, membuat kapal tidak bisa terkendali. Beberapa kali ombak menghempaskan kapal, hingga akhirnya kapal oleng dan terbalik.

"Semua kru langsung keluar dari kapal. Ada sebagian yang sudah keluar melompat ke laut duluan," ujarnya.

Berita Rekomendasi

ABK Marcel Jaya 20, Anshar (57), mengaku terlempar saat ombak tinggi menerjang dan menggulingkan kapal berkapasitas 29GT.

"Saya kaget juga, sempat tenggelam. Tapi saya lihat teman-teman berusaha kumpul di kapal yang terbalik," ujar warga Bone, Sulsel.

Barang bawaan yang ditaksir senilai Rp 3 miliar berisi cumi itu pun lenyap di tengah lautan. Bahan makanan yang tersisa hanyalah mi instan yang telah tercemar bahan bakar solar dan air laut.

"Yang tersisa cuma mi instan, saya makan itu. Tapi tidak semuanya makan mi, karena jumlahnya sedikit," ujar dia.
Selama 3 hari 2 malam di lautan, tidak mengkonsumsi makanan lainnya.

"Di atas kapal nggak bisa apa-apa. Tidur juga nggak bisa, dua malam ini," katanya.

ABK lainnya, Sahidi (30), Warga Cirebon, mengaku tidak bisa menyelamatkan barang-barangnya ketika kapal terbalik.

 "Saya di tengah laut itu juga sudah pasrah kalau tidak ada yang menyelamatkan," ujarnya.

Namun, dia mengaku terus berdoa agar ada yang bisa membantunya. Beruntung nelayan sekitar, menggunakan KM Tambah Rejeki bisa membawa semua korban ke Pelabuhan Batang sekitar pukul 16.00 WIB, Rabu (4/3/2015). Kemudian, keesokan harinya atau kemarin, 26 nelayan itu dipulangkan ke Jakarta menggunakan bus.

Sahidi berterimakasih kepada Polres Batang yang memulangkan rombongannya ke Jakarta.

"Soalnya dari pihak pemilik kapal, meminta kami pulang tapi tidak diberi uang," jelas rombongan ABK yang mencari tangkapan khusus cumi.

Nakhoda KM Tambah Rejeki, Amad Gunawan (38) mengatakan saat melintas di Perairan laut Jawa sekitar lokasi Pemalang, terlihat benda yang mengapung di tengah laut.

"Setelah didekati, ternyata orang dan langsung kami evakuasi ke kapal," katanya.

Saat ditemukan, kondisi para nelayan sudah sangat lemas. Semua ABK Kapal Marcel Jaya, sudah diperiksa oleh Tim Dokter Kesehataan Polres Batang. (tribunjateng/raka f pujangga)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas