Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Demi Batu Akik, Tiga Bocah Nekat Bobol Rumah

Demam batu akik ternyata tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa.

Editor: Sanusi
zoom-in Demi Batu Akik, Tiga Bocah Nekat Bobol Rumah
KOMPAS. Com / Suddin Syamsuddin
Ilustrasi: Danramil Malusetasi 1405-03 Malusetasi, Kecamatan Bacukiki, kapten Bahtiar, saat menunjukkan Batu Akik jenis Sisik Naga, Lafadz Allah 

TRIBUNNEWS.COM, KOLAKA UTARA - Demam batu akik ternyata tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa. Di Kolaka Utara, untaian batu mulia tersebut juga menumbuhkan rasa suka bagi anak-anak sekolah dasar di daerah itu.

Namun, rasa ingin memiliki yang sangat tinggi membuat tiga bocah melakukan tindak kriminal dengan cara masuk diam-diam ke rumah salah satu warga untuk mengambil batu akik. Dari tiga orang pelaku itu, dua di antaranya masih duduk di bangku sekolah dasar.

Kepala Polres Kolaka Utara AKBP Darmawan Affandi membenarkan kejadian ini. Menurut dia, polisi akan memanggil masing-masing orangtua pelaku beserta kepala desanya. "Ketiga anak itu tidak bisa kita tahan karena masih di bawah umur. Jadi, yang kita lakukan cukup pembinaan saja," kata Darmawan, Jumat (20/3/2015).

Mereka yang ditangkap adalah AR (11), yang saat ini tidak bersekolah lagi, IS (11) siswa kelas V SD, dan FZ (12) siswa kelas VI SD.

Kejadian ini berawal saat para pelaku masuk ke rumah melewati ventilasi. Mereka kemudian menggasak puluhan batu akik. Namun, sebelum berhasil melarikan diri, pemilik rumah memergoki aksi mereka.

Sebagian dari mereka berhasil kabur, tetapi FZ tertangkap. Pemilik rumah kemudian menyerahkan anak tersebut kepada polisi. Di hadapan polisi, FZ menyebutkan satu per satu anggota kelompoknya.

Ternyata, beberapa hari sebelumnya, mereka juga sempat merampok rumah yang sama. Mereka bisa mendapatkan batu akik dan uang tunai ratusan ribu rupiah.

Berita Rekomendasi

Berdasarkan pengakuan IS, mereka dipaksa oleh AR untuk mencuri batu akik. Sebab, jika menolak, mereka akan dipukul. "Dipaksa ikut, kalau tidak, akan dipukul. Saya cuma ambil lima biji dan saya jual Rp 5.000 satu biji. Yang lain satu dus dia ambil. Saya menyesal dan tidak akan berbuat seperti itu lagi," kata dia.

Setelah para pelaku mengakui perbuatannya, polisi mengembalikan bocah-bocah itu kepada orangtua masing-masing.(Kontributor Kolaka, Suparman Sultan)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas