Kapolda Kalbar Pakai Akik 'Pantat Botol', Berapa Harganya?
Lantaran tak paham, kata Arief, batu yang digunakannya adalah batu yang ia beli saat berada di Jakarta, belum lama ini.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Ada hal menarik ketika Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto bertemu awak media Sabtu (21/3/2015) siang. Di jari manisnya terdapat cincin akik berwarna hijau.
Pemandangan ini tergolong langka lantaran sebelumnya ia tak pernah terlihat menggunakan akik. "Ah kalian cepat kalau sudah melihat cincin akik," ujarnya tertawa.
Arief mengaku tidak paham dengan cincin akik yang tengah booming di seantero Indonesia, termasuk juga di Kalbar. Bahkan Arief mengaku tak tahu jenis batu apa yang digunakannya.
"Kata teman-teman, ini batu cincin pantat botol, bukan batu akik," kata Arief.
Lantaran tak paham, kata Arief, batu yang digunakannya adalah batu yang ia beli saat berada di Jakarta, belum lama ini.
"Saya beli murah, Rp 150 ribu, jadi deh dibelikan batu ini. Katanya ada sertifikatnya, ya gak papa cincin batu pantat botol," kata Arief.
Arief menuturkan tren batu akik yang mewabah membuat ia mengeluarkan instruksi khusus kepada jajaran kepala satuan wilayahnya atau Kapolres.
Ia tidak ingin terjadi gangguan kamtibmas akibat penggalian batu alam.
"Saya sudah perintahkan Kapolres untuk memonitor, jangan sampai gara-gara rebutan galian batu jadi gangguan keamanan," katanya.
Selain itu kata Arief dalam penggalian juga jangan sampai terjadi kerusakan lingkungan yang masif. Sehingga kaidah-kaidah penggalian yang memperhatikan kelestarian lingkungan harus diperhatikan. "Ini batu Sempalai (Sambas, Red), ini batu Landak," kata Arief memperlihatkan foto-foto hasil laporan jajaran Kapolresnya melalui ponsel.
Kalbar memang memiliki sejumlah wilayah penghasil batu cincin yang digandrungi masyarakat, sebut saja Sempalai di Sambas maupun Kecubung Manis Mata di Ketapang.
Penulis: Novi Saputra
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.