Suprianto Gratiskan Siapapun Ambil Tujuh Peti Mati Ukiran Jepara
"Peti matinya disimpan di gudang. Siapa saja yang membutuhkan, silakan saja (pakai gratis)," seloroh Kepala Desa Tambakrejo, Darsono.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Sylvianita Widyawati
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Keluarga Suprianto di Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang selatan, tak sudi menerima paket tujuh peti mati dan delapan nisan kiriman saudarinya, Mujiati.
Baca juga: Pengirim Tujuh Peti Mati dan Delapan Nisan Orang Dekat Suprianto.
Suprianto dan seluruh kerabatnya menyerahkan barang-barang keperluan pemakaman itu ke pihak pemerintahan Dusun Sendangbiru. Tujuh peti mati itu kini disimpan di gudang kantor dusun. Semua ditumpuk menjadi dua bagian.
Baca juga: Tujuh Peti Mati Misterius Berisi Delapan Nisan Bernama Keluarga Suprianto.
"Peti matinya disimpan di gudang. Siapa saja yang membutuhkan, silakan saja (pakai gratis)," seloroh Kepala Desa Tambakrejo, Darsono, ketika bertemu SURYA.co.id di kantor dusun, Jumat (20/3/2015).
Baca juga: Pengirim Peti Mati untuk Suprianto Sertakan Beras Satu Kuintal.
Ia mempersilakan SURYA untuk melihat-melihat peti mati yang tersimpang di gudang kantor dusun. Sekilas, kondisi kayu yang digunakan sebagai material peti mati masih bagus, belum dipelitur dan ukirannya tergolong halus. Panjangnya sekitar dua meter.
Menurut Darsono, sopir truk pengirimnya sempat bilang bahwa peti mati itu berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Namun, Darsono lupa nomor truk yang membawa paket tersebut. Ia hanya ingat si sopir warga Ponorogo.
Baca juga: Ayah Penerima Paket Tujuh Peti Mati Dikenal Paranormal Kampung.