Penghafal Alquran Ini Terlahir dari Rahim Seorang Pendeta
Jafar berasal dari keluarga yang berbeda agama. Ayahnya Muslim, ibunya Nasrani dan menjadi pendeta. Jafar adalah menjadi mualaf tahun 2008.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MAROS - Seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Istiqamah, Maccopa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jafar yang terlahir dari keluarga nasrani masuk ke Pondok Pesantren Darul Istiqamah, sejak tanggal 7 Agustus, tahun 2012 lalu.
Jafar berasal dari keluarga yang berbeda agama. Ayahnya Muslim, ibunya Nasrani dan menjadi pendeta. Jafar adalah menjadi mualaf tahun 2008.
Ia kemudian masuk Islam saat pernikahan tantenya, namun dia lupa waktunya tersebut. Sekarang Jafar dibesarkan oleh neneknya, Suryani yang tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan.
Ayahnya meninggal tahun 2008. Setelah itu ibunya menikah lagi.
Jafar masuk pesantren untuk menambah wawasan keilmuan Islam mempelajari berbagai kitab ulama dan mendalami ayat Alquran serta ingin menjadi ulama.
Selama masuk pesantren, dia hanya dua kali pulang kampung. Dia pulang pada 2013 dan dan 2014.
Jika bertemu dengan ibunya, Jafar hanya mengaku biasa-biasa saja. Setiap kali bertemu, ibunya hanya menanyakan kabarnya selama berada di pesantren.
Keseharian Jafar, hanya membaca dan bertanya kepada gurunya. Dia juga sering mengajak teman-temannya untuk salat.
Berbagai prestasi yang telah diraih oleh Jafar, seperti, satu-satunya santri lolos tes One Day ayat di gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, pada 31 Maret 2013.
Juara 3 pada lomba cerdas cermat se-Indonesia di Kolaka, Sulawesi Tenggara, pada 11 November 2013 lalu.
Pada 20 Agustus 2014, Jaffar dipercayakan oleh Gurunya Ustas Baharuddin Alhafiz, untuk mengajar mengaji serta ilmu keagamaan di Masjid Babussalam, Malino Gowa.
Jaffar juga berhasil mengislamkan sepupunya, Maryunus Tandjungan, pada 1 April 2015. Saat ini Maryunus bernama, Muhammad Alfatih. (*)