Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Separuh Wajah Tertutup Tumor, Ilham Tak Minder ke Sekolah

Semangat Ilham tetap membara, meski sejak usia dua tahun dia mengidap penyakit dalam istilah medis disebut hemangioma itu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Separuh Wajah Tertutup Tumor, Ilham Tak Minder ke Sekolah
SURYA/DIDIK MASHUDI
Ahmad Ilham Mahendra separuh wajahnya tertutup tumor jaringan lunak. 

TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Semangat Ahmad Ilham Mahendra (14) patut diacungi jempol, meski separuh wajahnya telah tertutup tumor dia tetap giat belajar menuntut ilmu di sekolah. Tak banyak pasien penderita penyakit yang kronis memiliki mental pantang menyerah.

Semangat Ilham tetap membara, meski sejak usia dua tahun dia mengidap penyakit dalam istilah medis disebut hemangioma itu.

Tapi karena sudah berlangsung lama, bola matanya sebelah kiri juga ikut keluar melorot ke bawah.

Ilham selama ini hanya mengandalkan penglihatan mata sebelah kanan. Namun kondisi mata kanan juga mulai terserang penyakit yang sama.

Saat ini remaja warga Desa Pucung Kidul, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung itu duduk di bangku kelas 1 SMP PGRI Boyolangu.

"Setiap hari saya tetap bersekolah. Teman-teman sudah biasa melihat kondisi saya yang seperti ini," ungkap Ilham kepada Surya.

Meski penyakitnya tergolong berat, Ilham pantang menyerah. Dia menerima kondisi apa adanya dengan cobaan penyakit yang sudah lama dideritanya.

Berita Rekomendasi

Namun dia juga tetap berharap ada keajaiban suatu saat penyakit yang telah diderita sejak umur 2 tahun itu dapat sembuh.

"Mudah-mudahan ada dermawan yang mau membantu membiayai operasi penyakit saya," harapnya.

Ayah Ilham, Karyaji (50) hanyalah penjual pentol. Penghasilan setiap hari juga tidak menentu.

"Meski kami punya kartu BPJS untuk berobat, tapi tidak punya biaya untuk wira-wiri berobat ke Surabaya. Untuk kebutuhan sehari-hari saja sangat pas-pasan," ungkap Katmini, ibunya.

Menurut Katmini, anaknya pernah diperiksakan ke RS Dr Soetomo Surabaya pada 2006 silam. Namun sejak dioperasi sepertinya tidak banyak ada perubahan.

"Waktu itu kami dapat bantuan sekitar Rp 5 jutaan. Namun biaya yang kami keluarkan untuk berobat lebih banyak lagi," ungkapnya.

Malahan Katmini harus utang ke tetangganya untuk biaya transport selama pengobatan anaknya.

"Pulang berobat kami punya utang Rp 500.000," ujarnya.

Karena keterbatasan biaya itulah Katmini tidak lagi memeriksakan anaknya ke petugas medis.

"Selama ini kami periksakan ke sejumlah tempat pengobatan alternatif," tambahnya.

Terakhir Katmini membawa Ilham mengikuti pemeriksaan pengobatan gratis terapi lintah di Tulungagung.

"Kata dokter penyakit anak saya harus dioperasi. Masalahnya kami tak punya biaya untuk keperluan operasinya," jelas Katmini

Katmini mengakui, meski anaknya menderita sakit yang telah menutup separuh wajahnya. Namun Ilham tetap bersemangat untuk bersekolah.

"Teman-temannya sudah biasa melihat anak saya. Jadi anaknya tidak minder bersekolah," tambahnya.

Penulis: Didik Mashudi

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas