Rachmawati Puji Prabowo Subianto
Meski sama-sama putri dari Bung Karno, antara Rachmawati dan Megawati beda haluan politik.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Meski sama-sama putri dari Bung Karno, antara Rachmawati dan Megawati beda haluan politik.
Saat Megawati memimpin PDIP berkongres di Bali, Rachmawati malah menerima pinangan Prabowo Subianto untuk menduduki posisi wakil ketua umum Gerindra. Rachma pun meyakini Prabowo sebagai Ketum Gerindra adalah seorang tokoh yang setia terhadap UUD 1945 dan Pancasila. Apalagi Prabowo merupakan mantan prajurit TNI. Sementara Megawati di Kongres yang berakhir Jumat (10/4/2015), menyusun kabinet DPP PDIP yang baru, dengan menunjuk Hasto Kristiyanto sebagai sekjen.
"Sebagai seorang prajurit dia (Prabowo) setia kepada UUD 1945 dan Pancasila, karena sedikit banyaknya Prabowo juga seorang saptamarganis," kata Rachmawati di Jakarta, Jumat (10/4/2015).
Ketua Yayasan Pendidikan Bung Karno itu mengatakan, secara personal dirinya saat ini merasa memiliki visi dan misi yang sama dengan Prabowo. Sebab, lanjut mantan anggota dewan pertimbangan presiden SBY itu, dalam AD/ART Partai Gerindra tertulis jelas Prabowo ingin mengembalikan dasar negara kepada UUD 1945.
"Kalau sudah ada pernyataan itu (kembali ke UUD 1945) dalam AD/ART Gerindra, ya mudah-mudahan (sejalan). Kalau PDIP saya berani bertaruh tidak berani mengembalikan ke UUD 1945," kata Rachmawati.
Meski demikian, berkaitan dengan penetapannya sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Rachmawati mengaku ingin berdialog lebih dulu dengan Prabowo. Itu untuk memastikan adanya kesamaan ideologi.
"Saya kan tadinya di NasDem, tapi akhirnya bertentangan dengan Ketua Umum (Surya Paloh) dan dengan ideologi visi misi partai, akhirnya saya keluar. Nah itu yang saya ingin pertajam dengan Pak Prabowo, saya tidak ingin mengulangi kesalahan," katanya.
Rachma pun mengaku belum resmi menjadi Wakil Ketua Umum di Partai Gerindra karena belum berdialog langsung dengan Prabowo.
"Soal posisi saya sebagai Waketum Gerindra, itu belum confirm. Soalnya konsensus politik antara saya dan Pak Prabowo belum terlaksana. Saya masih menunggu kedatangan Pak Prabowo Subianto untuk bertemu saya," kata Rahma usai relaunching buku karyanya berjudul "President Soekarno dan President Kim Il Sung" di Universitas Bung Karno, Jakarta Pusat, Jumat (10/4)
Meski begitu, Rachma tidak mempermasalahkan, kalau saat ini Gerindra sudah 'mencuri star' menyebut dirinya sebagai Wakil Ketua Umum. Namun untuk kepastian posisi tersebut, menurutnya, masih perlu dibicarakan dengan Prabowo.
"Nama saya dideklarasikan tidak apa sebagai seorang kawan. Tapi memang saya masih butuh sentuhan akhirnya, termasuk soal kecocokan ideologi dan visi misi. Makanya tunggu bertemu dengan Pak Prabowo," ujarnya.
Rachma mengatakan ingin mempertajam ideologi yang diusung Gerindra. Itu penting mengingat ia tak lagi mau gagal seperti saat di Partai NasDem.
Sementara itu, pada akhir Kongres IV PDIP di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Jumat (10/4/2015), Megawati menunjuk Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen definitif setelah menjabat Plt sejak ditinggal Tjahjo Kumolo menjadi Mendagri.
Nama Hasto diumumkan bersama nama-nama pengurus DPP lainnya melalui paripurna. Usai dibacakan, kader yang ditunjuk duduk di DPP langsung diambil sumpah oleh Megawati yang sebelumnya kembali dikukuhkan sebagai Ketum PDIP. Ditunjuknya Hasto merupakan klimaks tarik ulur mengenai siapa yang dipercaya Mega untuk duduk sebagai Sekjend. (rob/tribunnews)