Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diduga Pakai Massa Bayaran, Polisi Bubarkan Demo FSP Akper Pamekasan

Demo 20 pemuda yang mengatasnamakan Forum Solidaritas Penyelemat Akademi Keperawatan (FSP Akper) Pamekasan, dibubarkan

Editor: Sugiyarto
zoom-in Diduga Pakai Massa Bayaran, Polisi Bubarkan Demo FSP Akper Pamekasan
Tribun Timur/Mulyadi
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Demo 20 pemuda yang mengatasnamakan Forum Solidaritas Penyelemat Akademi Keperawatan (FSP Akper) Pamekasan, dibubarkan petugas Polres Pamekasan, saat mereka berunjuk rasa ke kantor Bupati Pamekasan, Kamis (16/4/2015).

Sebab mereka yang berunjuk rasa itu, ternyata tak seorangpun dari mereka mahasiswa Akper atau alumni Akper.

Melainkan mereka diduga demo bayaran yang hanya mengaku mahasiswa dan alumni Akper.

Sebelum dibubarkan, mereka bergerak dari monumen Arek Lancor Pamekasan, menuju kantor Bupati Pamekasan, mengendarai sepeda motor dan mobil pikap, sambil membentangkan poster memampangkan foto Direktur Akper Pamekasan, Adi Sutrisni dan foto Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, Ismail Bey, sebagai Ketua Dewan Pembina Akper Pamekasan.

Di halaman kantor Bupati Pamekasan, koordinator lapangan, Hasan, berorasi menggunakan sound sistem ingin bertemu bupati, untuk mengungkapkan dugaan penyalahgunaan wewenang diretur Akper.

Namun mereka tidak ditemui, karena Bupati Achmad Syafii dan stafnya sedang meninjau lokasi rumah warga yang terkena banjir.

Rupanya di saat unjuk rasa berlangsung, seorang anggota polisi berpakaian preman ikut berbaur dengan pendemo dan menanyakan kepada salah seorang pendemo keinginannya bertemu bupati.

Berita Rekomendasi

Dan pemuda itu mengaku, jika dirinya tidak mengerti apa-apa. Sebab hanya diajak dan dibayar Rp 20.000.

Berselang berapa lama, Kasat Intel Polres Pamekasan, Kasat Intel Polres Pamekasan, AKP Mohammad Robi berdiri di hadapan pendemo yang terus berorasi.

“Yang merasa sebagai mahasiswa Akper atau alumni Akper berdiri, saya ingin tahu. Sebab saya ngerti kalian berdemo ini karena dibayar,” kata AKP Mohammad Robbi dengan lantang.

Mendengar pernyataan kasat intel seperti itu, pendemo yang saat itu duduk lesehan terlihat kaget lalu diam dan tidak soerangpun yang berdiri.

Malah posternya yang semula diacungk-acungkan dilipat dan digulung, serta satu-persatu pendemo mundur.

“Tindakan seperti ini yang sering mengacaukan Pamekasan. Jadi tolong jangan membuat kacau Pamekasan,” kata AKP Mohammad Robi, kepada pendemo, sehingga pendemo membubarkan diri dan pulang.

Kepala Dinkes Pamekasan, Ismail Bey, yang dihubungi Surya, via ponsel mengaku, tidak mengerti apa yang dipersoalkan pendemo, hingga membawa poster yang memampangkan foto dirinya.

“Maaf, saat ini saya lagi mengikut raker di Malang bersama direktur,” kata Ismail Bey, tanpa menyebutkan direktur apa.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas