Kampungnya Tak Terjangkau Listrik, Warga Ancam Golput
Warga di Kampung Tellang dan Kampung Baru, Desa Binalawan, Kecamatan Sebatik Barat, mengancam tidak menggunakan hak pilihnya pada pilkada mendatang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Warga di Kampung Tellang dan Kampung Baru, Desa Binalawan, Kecamatan Sebatik Barat, mengancam tidak menggunakan hak pilihnya atau golput pada Pemilihan Umum Kepala Daerah-Wakil Kepala Daerah, Kabupaten Nunukan dan Provinsi Kalimantan Utara, Desember mendatang.
Rudi, mewakili warga setempat mengatakan, mereka memberikan batas waktu kepada pemerintah, segera merealisasikan pembangunan jaringan sekaligus mengaliri listrik di dua kampung tersebut, pada tahun ini juga.
"Kalau tahun ini tidak ada realisasi, kalau jaringan tidak masuk, kami golput," ujar Rudi, Selasa (21/4/2015) di Pulau Sebatik, dihubungi melalui telepon selulernya.
Rudi mengatakan, sedikitnya ada 69 kepala keluarga atau sekitar 345 jiwa, yang tinggal di kedua kampung tersebut.
"69 KK ini sudah mendaftar di PLN," ujarnya.
Dia menjelaskan, pada 2013 lalu warga setempat memang mendapatkan bantuan bola lampu sehen. Setiap rumah mendapatkan hingga tiga bola lampu yang mengandalkan energi dari tenaga surya.
"Setiap rumah memang dapat waktu itu," ujarnya.
Hanya saja jaringan listrik yang dijanjikan dibangun sejak 2013 lalu, hingga kini belum juga teralisasi.
"Dari 2013 kita dijanjikan. Yang janjikan dari Dinas Pertambangan dan PLN termasuk kepala desa," ujarnya.
Setiap tahunnya persoalan ini kembali mereka tanyakan kepda PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero dan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Nunukan. Namun setiap tahun pula mereka hanya mendapatkan janji-janji.
"Tahun 2015 ini kami laporan lagi. Kami tanyakan ke PT PLN, mereka bilang masalah jaringan itu di Pertambangan. Bukan di PLN. Kalau PLN cuma meteran dan survei," ujarnya.
Sementara saat ditanyakan kepada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupten Nunukan, warga hanya mendapatkan penjelasan jika pembangunan jaringan diusahakan tahun ini.
"Katanya paling lambat 2016 karena anggaran kurang. Tahun lalu begitu juga omongannya," ujarnya.