Warga Wailubi Masih Menerapkan Sistem Barter
Sistem tukar menukar barang dengan barang atau dikenal dengan sistem barter masih diterapkan oleh masyarakat
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, HALMAHERA SELATAN - Sistem tukar menukar barang dengan barang atau dikenal dengan sistem barter masih diterapkan oleh masyarakat di daerah Wailubi, Kecamatan Ganit Timur, Pulau Halmahera Selatan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Hadi Kusnadi (57 tahun), Ketua Gapoktan Usaha Muda ditemui dalam acara perencanaan penanaman kedelai dalam rangka upaya khusus swasembada pangan nasional (padi, jagung, kedelai).
Acara bertempat di Desa Waimeka, Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara pada Minggu (26/4/2015) WIT.
Dia mengatakan para petani di wilayahnya menukar beras atau hasil panen yang lain untuk ditukar dengan keperluan sehari-hari.
"Orang jual ikan ditukar beras. Orang jual bawang tukar beras. Orang jual pakaian tukar beras," ujar Hadi Kusnadi.
Bukan tanpa sebab masyarakat di daerah Wailubi menerapkan sistem barter. Hal ini karena, mereka kesulitan untuk mendapatkan uang sebagai alat tukar yang sudah diakui pada zaman sekarang.
Uang dapat dibilang sebagai barang langka di tempat tersebut, karena mereka kesulitan untuk memasarkan hasil produksi tani, seperti padi, jagung, kedelai, dan bawang.
Hadi Kusnadi mengaku para petani kesulitan untuk memasarkan produk karena akses jalan di tempat itu sangat terbatas. Hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, sebab jalan di tempat itu belum di aspal.
"Kondisi jalan buruk. Sulit dilalui kendaraan. Jadi, sebagai langkah antisipasi untuk mendapatkan keperluan sehari-hari, maka kami menerapkan sistem barter," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.