Sebelum ‘Dijual’ ke Kafe, SR Nikahi Para Korbannya
TA diketahui sebagai korban pernikahan siri keempat yang rencananya dipekerjakan sebagai pelayan kafe di Sebatik.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Polisi mengamankan sepasang suami istri siri SR (27) dan TA (25) lantaran diduga terlibat kasus human trafficking (perdagangan manusia). Keduanya bersama seorang wanita yang masih saudara SR, diamankan di Pelabuhan Tunon Taka, Kecamatan Nunukan, Jumat (15/5/2015) sekitar pukul 09.00.
Pengungkapan kasus ini berawal saat Rusman Tebba, salah seorang warga Nunukan menerima telepon dari kerabatnya di Sidrap, Sulawesi Selatan. Kerabatnya tersebut masih berkeluarga dengan TA, istri siri SR.
Saat itu Rusman mendapatkan kabar jika TA pergi dari rumah sejak Rabu (13/5/2015) lalu. Dia pun pergi tanpa pamit pada keluarga. Belakangan diketahui, pada 30 Maret lalu, TA telah menikah siri dengan SR di Parepare, Sulawesi Selatan. TA diketahui sebagai korban pernikahan siri keempat yang rencananya dipekerjakan sebagai pelayan kafe di Sebatik.
Selain TA, Rusman mendapatkan kabar ada perempuan lainnya dari kampungnya yang juga dikabarkan hilang.
Mendapatkan kabar tersebut, Rusman berupaya mencarinya di Pelabuhan Tunon Taka, saat kedatangan KM Cathleya dari Parepare.
"Keluarga telepon saya, ada anaknya dibawa lari orang. Saya cari di pelabuhan pas kedatangan Cathleya, kebetulan ketemu. Jadi saya telepon polisi biar dipelajari dulu kasusnya," katanya.
Pertemuan Rusman dengan pasangan ini justru terjadi saat TA lebih dulu menyapanya. Sebenarnya, saat itu Rusman sibuk mencari SR, yang ciri-cirinya disebutkan kerabatnya melalui telepon. Tak disangka, TA yang baru turun dari kapal justru memanggilnya terlebih dahulu. Saat itulah dia membawa TA ke pos jaga polisi. Setelah itu, TA diminta memanggil orang yang membawanya dari Sulawesi Selatan.
"Sejak SMP saya tinggal sama dia. Jadi dia kenal sama saya. Dia panggil saya dulu, jadi kebetulan ketemu," ujarnya.
Setelah ditelusuri lebih jauh, SR saat itu membawa sekitar 10 perempuan muda dari Sulawesi. Informasinya, perempuan-perempuan itu akan dipekerjakan di kafe-kafe yang tersebar di Pulau Sebatik. Namun saat baru turun dari kapal, hanya TA yang berhasil ditemukan.
Sepak terjang SR ternyata sudah banyak diketahui warga di Pulau Sebatik. Rusman mengatakan, pemuda tersebut dikenal sering mencari perempuan muda dari kampung dan dijanjikan pekerjaan berupah tinggi sebagai pelayan kafe.
"Kata orang Sebatik sana, memang nggak beres dia orangnya. Dia nikahi siri dulu perempuan-perempuan dari kampung, baru dibawanya dan dipekerjakan di kafe," katanya.
Saat ini SR dan TA masih menjalani pemeriksaan di Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Tunon Taka.