Surono: Tim Evakuasi Terkendala Gas Berbahaya dan Labilnya Batuan Kawah
Pagi ini, Senin (18/5/2015), Tim SAR gabungan telah membentuk tim kecil yang sedang bergerak ke puncak untuk memantau
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Pagi ini, Senin (18/5/2015), Tim SAR gabungan telah membentuk tim kecil yang sedang bergerak ke puncak untuk memantau temperatur di dalam kawah. Hal itu dilakukan untuk memastikan keamanan pada proses evakuasi pendaki yang jatuh ke dalam kawah Merapi, Eri Yunanto, Sabtu (16/5/2015) lalu.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Geologi, Kementrian ESDM, Surono, saat berkunjung ke BPTKG Yogya, guna melakukan konferensi pers untuk mengkonfirmasi soal evakuasi terhadap korban.
Surono menuturkan, kendala yang dialami oleh tim penyelamat adalah gas-gas berbahaya yang menyembul dari kawah aktif dan struktur batuan di puncak yang tidak stabil pascaerupsi 2010 silam.
Rekomendasi evakuasi hanya boleh dilakukan jika ada cahaya matahari yang menyinari kawah. Hal ini untuk membantu pantauan terhadap keseluruhan kawah. Selain itu, diharapkan dapat segera memuaikan gas-gas berbahaya yang memiliki berat massa yang besar sehingga cepat dapat memuai.
"Yang terpenting disini adalah keselamatan tim SAR, supaya tetap berhati-hati dalam proses evakuasi nanti. Selain gas berbahaya dan strukur batuan yang labil, temperatur di kawah tak bisa diprediksikan, bisa saja lebih dari yang diperkirakan," tutur Surono, ketika ditemui di BPTKG Yogya, Senin (18/5/2015). (*)