Kakak Kelas: Kalau Pas Istirahat, Angeline Jarang Keluar Kelas
Beberapa kakak kelas Angeline yang bersekolah di SDN 12 Sanur Denpasar mendatangai Rumah Sakit Sanglah, Sabtu (13/6/2015).
Editor: Gusti Sawabi
"Ia masuk ke kamar korban dengan tujuan untuk melakukan pelecehan seksual," jelas Haposan.
Namun melihat gelagat dari Agus ini, kata Haposan, Angeline berusaha untuk memberontak.
Karena takut ketahuan oleh ibu asuh korban, ia kemudian memeluk tubuh Angeline.
Namun, karena korban terus memberontak, kliennya tersebut kemudian membenturkan kepala anak itu ke tembok kamar tersebut.
"Selain membenturkan kepalanya, menurut pengakuan Agus, ia juga mencekik leher korban hingga meninggal," katanya.
Setelah melihat korbannya meninggal ia pun membungkusnya dengan sprei yang ia ambil di luar kamar Angeline.
Setelah terbungkus, jenazah korban kemudian disembunyikan di bawah kursi.
"Iya dibawa ke bawah kursi. Terus ia ke luar, sebelum ia dipanggil ibu asuhnya untuk mencari keberadaan Angeline," jelasnya.
Haposan juga mengatakan, bahwa saat kliennya ditanya mengenai kemungkinan Margareith melihat jenazah anak asuhnya tersebut.
Menurutnya kemungkinan besar mantan majikannya tersebut melihatnya.
"Saat mencari tentu masuk ke kamar Angeline. Disitu, ibu asuhnya kemungkinan tahu bahwa anaknya meninggal," katanya.
Ia juga mengungkapkan kejanggalan mengenai selisih waktu antara pembunuhan dengan penguburan jenazah yang mencapai tujuh jam yakni dari pukul 13.00 Wita hingga pukul 20.00 Wita.
"Sampai sekarang saya belum memperoleh gambarannya. Padahal jelas, kalau ibu asuhnya mencari ada kemungkinan bahwa ia tahu anaknya meninggal. Nah ini tidak, terus apa yang terjadi di rumah itu dalam kurun waktu tersebut," kata Haposan.
Kata dia, meski sudah mengikat leher Angeline dan menaruh boneka di jenazah di jasad anak tersebut, kliennya tersebut mengaku sempat dikejar-kejar oleh arwah anak mantan majikannya tersebut.
"Dalam sebuah tidurnya katanya ia sempat dikejar-kejar oleh jenazahnya," katanya.