Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasien Operasi Caesar Meninggal, Diduga Salah Transfusi Darah

Kematian Maria diduga karena salah transfusi darah saat menjalani operasi caesar untuk kelahiran anak keduanya.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pasien Operasi Caesar Meninggal, Diduga Salah Transfusi Darah
net

TRIBUNNEWS.COM, ATAMBUA - Maria Yosefa Bria, warga Halifehan, Kelurahan Tenukiik, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Mgr Gabriel Manek.

Kematian Maria diduga karena salah transfusi darah saat menjalani operasi caesar untuk kelahiran anak keduanya.

Akibat kelalaian tersebut, keluarga Maria pun protes dan meminta klarifikasi kepada pihak Rumah Sakit Mgr Gabriel Manek.

Juru bicara keluarga Maria, Ferdy Tahu kepada Kompas.com, Senin (15/6/2015) sore, mengatakan, dugaan malapraktik tersebut terjadi pada Selasa (2/6/2015) pekan lalu.

“Korban (Maria Yosefa Bria) masuk rumah sakit Minggu (31/5/2015) dan oleh petugas, korban disuruh puasa dari malam, dan sesuai arahan dokter akan dilakukan operasi pada esok hari yakni Senin (1/6/2015) sekitar pukul 07.00 Wita. Namun operasi justru dilakukan sekitar pukul 12.00 Wita oleh dokter yang bernama dokter Medy,” kata Ferdy.

Ferdy menduga dalam operasi tersebut terjadi dugaan malapraktik. Perawat salah transfusi darah. Golongan darah korban adalah O, sementara dia ditransfusi darah B.

“Bahwa sudah ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya kelainan, namun dari pihak rumah sakit tidak menanggapinya. Selain itu, menurut kami, dokter yang melakukan operasi juga sebenarnya sudah mengetahui adanya kekeliruan tersebut, namun melakukan pembiaran,” kata Ferdy.

Berita Rekomendasi

“Hal ini dapat dilihat dari pernyataan dokter kepada suami korban yang bernama Ignasius Josep Bifel, bahwa kalau memang masih terjadi pendarahan, maka besok tanggal 2 Juni 2015, akan di lakukan operasi ulang. Namun yang terjadi, pada 2 Juni dini hari, korban malah meninggal,” ujar Ferdy.

Untuk itu, lanjut Ferdy, keluarga sudah meminta penjelasan dari pihak rumah sakit penyebab kematian Maria.

Dihubungi terpisah, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Mgr Gabriel Manek, Hendrik Besin membantah pihaknya telah melakukan malapraktik kepada pasien Maria Yosefa Bria.

“Yang saya cek, sebenarnya almarhum meninggal karena pendarahan akibat perlengketan plasenta. Sementara salah transfusi itu baru dugaan dari keluarga. Yang jelas, saat cek laboratorium, golongan darah pasien B dan ditransfusi dengan darah B juga,” kata Hendrik.

Untuk itu, Hendrik mengatakan, kesimpulan sementara kematian Maria disebabkan pendarahan yang banyak.(Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas