Kompolnas Lacak Dugaan Polisi Terima Suap Dalam Kasus Angeline
Ia meminta Kapolda untuk memerintahkan pengawas internal, Propam Polda Bali dan Irwasda Polda Bali untuk melakukan pendalaman
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR -- Kompolnas akan melacak informasi yang santer beredar terkait dugaan adanya oknum kepolisian yang menerima suap dalam kasus pembunuhan Angeline Megawe. Kompolnas akan berada di Bali hingga Rabu (17/6/2015).
Komisioner Kompolnas, Hamidah Abdurahman mengatakan, salah satu informasi yang akan dikonfirmasi pada Kapolda Bali, Irjen Ronny F. Sompie nantinya terkait santernya informasi adanya dugaan suap terhadap oknum kepolisian dalam kasus tersebut.
"Jauh sekali kalau polisi mau bermain-main dengan kasus ini," kata Hamidah di Polda Bali, Senin (15/6/2015).
Ia menegaskan, pihaknya akan meminta Kapolda Bali untuk memerintahkan pengawas internal, Propam Polda Bali dan Irwasda Polda Bali untuk melakukan pendalaman terkait informasi tersebut. "Kalau ada fakta was internalnya tidak bekerja baru Kompolnas melakukan tugasnya," tegas Hamidah.
Ia mengatakan, kedatangan Kompolnas ke Bali berawal dari informasi bahwa polisi terkesan lamban dalam menangani kasus Angeline. Sejauh ini penanganan kasus kematian Angeline telah sesuai dengan prosedur.
"Polisi terkesan lamban juga karena keluarga korban kurang koperatif sehingga, menyulitkan kepolisian dalam mengungkap kasus tersebut di tempat kejadian," tutur Hamidah.
Komisioner Kompolnas, Edi Saputra Hasibuan mengatakan, pasca penetapan tersangka terhadap Agus Tai dan Margareith Megawe, penyidik mengalami kendala karena keterangan para tersangka selalu berubah-ubah.
Ia mengatakan, penyidik jangan terlalu memfokuskan pada keterangan para tersangka namun harus dimaksimalkan pencarian alat bukti untuk menjerat para tersangka. "Saya kira ini tantangan bagi kepolisian untuk menyiapkan bukti-bukti," kata Edi.
Pihaknya meminta penyidik untuk menggunakan pendekatan humanis sehingga, tersangka dapat membuka tabir kasus kematian Angeline secara lengkap. "Perlu pendekatan humanis terutama pada tersangka Agus sehingga dapat membantu kepolisian dengan pengakuan yang sebenarnya.
Ia optimistis dengan pendekatan humanis, penyidik akan semakin lancar dalam mengungkap kasus kematian Angeline. "Apalagi, dua hari terakhir ini pengakuan tersangka Agus ini selalu berubah-ubah," ucap Edi.
Ia memahami proses penyelidikan bukanlah perkara mudah. Penyidik bukan terkesan lamban dalam menangani kasus tersebut namun, penyidik sangat hati-hati dalam mengungkap kasus kematian bocah delapan tahun tersebut.
Komisioner Kompolnas telah bertemu Agus. Edi mengaku, Agus masih dalam keadaan syok untuk itu, pihaknya menggunakan pendekatan kemanusiaan untuk menggugah jiwa pria asal Sumba Timur ini agar memberikan keterangan sesuai fakta yang sebenarnya.
"Kita mensuport Agus agar membuka semua orang yang terlibat dalam kasus ini sehingga, dapat diproses hukum," ujar Edi.(joe)