Warga Bantul ini Menerima Jasa Cuci Karpet Masjid Secara Gratis
Ashari, warga Padangan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, DIY, membuka usaha laundry yang menerima jasa cuci karpet masjid secara cuma-cuma
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Jamaknya jumlah masjid dibangun megah, besar dan juga terawat. Namun sampai sekarang masih ada masjid atau musala yang kurang terawat dan tak terjaga kebersihannya.
Padahal masjid sebagai tempat beribadah, seharusnya di setiap sudut selalu bersih dan suci dari najis ataupun kotoran, termasuk karpet sebagai tempat untuk bersujud.
Berbekal keprihatinan tersebut, Ashari, warga Padangan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, DIY, membuka usaha laundry yang menerima jasa cuci karpet masjid secara cuma-cuma alias gratis.
Gagasan untuk usaha laundry cuci karpet ini berawal ketika Ashari sedang menjalankan salat di masjid di kampungnya. Ketika itu ia menemukan karpet di masjid bau dan kotor.
Lalu munculah ide untuk mencuci karpet tersebut. Bukan hanya karpet masjid di kampungnya, namun juga karpet-karpet masjid di sekitaran kampungnya.
"Ketika saya sering salat itu karpetnya bau, sedangkan untuk beribadat kan harus bersih dan suci. Sering juga masalahnya, kalau nyuci karpet itu lama dan hasilnya bau. Ya sudah saya bawa dan cuci aja," ujar Ashari.
Sehari Ashari dibantu dengan kedelapan karyawannya menerima cucian karpet bukan hanya dari masjid-masjid di sekitaran kampungnya, namun juga masjid di luar daerahnya, namun masih di lingkup DIY.
Dalam sehari, Ashari mampu mencuci 30 karpet di usaha laundrynya, Universal Laundry yang berlokasi di depan rumahnya di Kampung Padangan, Sitimulyo, Piyungan Bantul dan di Jalan Wonosari km 4 Banguntapan Bantul, DIY.
Pada mulanya, karpet-karpet tersebut semuanya gratis, bebas biaya pencucian. Namun karena beberapa pertimbangan, Ashari mematok jasanya hanya setengah harga saja.
Jasa pencucian karpet masjid secara cuma-cuma ini sudah dijalankan Ashari semenjak bulan April 2015. Waktu itu, ia sedang menggembangkan mesin spinner laundry karpet.
Lelaki tamatan STM 2 Yogyakarta ini yang menggagas pembuatan mesin tersebut. Kemudian, ia berpikir untuk mencuci karpet-karpet masjid sebagai bahan uji coba.
Usahanya pun membuahkan hasil, mesin miliknya, Kanaba, mampu mencuci karpet secara cepat dan bersih.
Lelaki 46 tahun ini, mengaku akan menjalankan usaha laundry ini seterusnya. Bahkan ia sendiri telah menciptakan mesin spinner laundry khusus digunakan untuk karpet masjid.
Untuk ke depannya, Ashari tak hanya menunggu orderan jasa cuci karpet masjid, namun juga menerapkan sistem jemput bola, yaitu dengan mengambil karpet-karpet kotor di masjid di daerah sekelilingnya.
"Ini kan mau puasa, banyak sekali orderan karpet itu setiap harinya. Nanti rencana saya juga akan mengambili karpet-karpet kotor di masjid-masjid untuk dibersihkan," ujarnya.
Menurut Ashari, usaha ini bukan hanya bermanfaat untuknya, namun juga mampu menghidupi masyarakat dan penduduk di kampungnya. Ia berharap jasa laundry ini berkah dan cara halal untuknya mencari rezeki yang halal.
"Saya hanya ingin mencari uang dengan cara yang halal dan baik saja, yaitu dengan memberdayakan masyarakat sekitar," ujarnya. (tribunjogja.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.