Gara-gara Rp 10.000, Preman Safrina Tewas Dihajar Massa
Ia dikeroyok karena diduga mengancam dan memeras korbannya, seorang ibu rumah tangga
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- SAFRINA bukanlah perempuan. Ia seorang pemuda, berumur 18 tahun. Namanya saja yang kebetulan agak feminin. Putra dari pasangan Saifuddin-Kamariah ini tercatat sebagai warga Gampong Paru, Kecamatan Bandarbaru, Pidie Jaya (Pijay).
Dialah yang tewas mengenaskan setelah dihakimi massa pada Minggu (24/5) sekitar pukul 20.00 WIB, sehingga polisi akhirnya menangkap tiga warga Bandarbaru, Pijay, karena diduga ikut menyeroyoknya hingga meregang nyawa.
Ia dikeroyok karena diduga mengancam dan memeras korbannya, seorang ibu rumah tangga. Perempuan yang dia intimidasi itu adalah Badriah binti Sulaiman (32), warga Gampong Lancang Paru, Bandarbaru, Pijay.
Safrina menggunakan pisau tajam saat mengancam dan memeras korbannya. Saat itu suami Badriah sedang tak di rumah.
“Bukan cuma Badriah yang diancam bunuh pada Minggu sore itu, tapi juga anak kandungnya yang masih dalam ayunan, berumur empat bulan. Jika tak diberi uang, dia ancam bunuh Badriah dan anaknya,” ujar Kapolres Pidie, AKBP Muhajir SIK MH didampingi Kapolsek Bandarbaru, Iptu Iskandar Leo kepada Serambi, Senin (25/5) silam.
Menurut Kapolres, uang yang diminta Safrina tidak banyak. Awalnya, hanya Rp 10.000. Tapi karena Badriah tak ikhlas memberi, mereka akhirnya bertengkar. Dalam pertengkaran itu, Safrina yang memegang pisau terhunus malah menaikkan jumlah permintannya menjadi Rp 50.000.
Karena terus didesak dan diancam, dengan perasaan dongkol Badriah akhirnya memenuhi keinginan pemuda itu. Pelaku pun langsung pergi meninggalkan rumah korban.
Sepulang suaminya, Badriah menceritakan bahwa ia diancam dan diperas Safrina yang memang dikenal keluarga itu. Tetangganya juga diberi tahu suami Badriah, termasuk beberapa anak muda di dekat rumahnya. Mendengar itu, mereka jadi jengkel pada Safrina.
Beberapa menit kemudian, saat malam mulai tiba, Safrina kembali lagi ke rumah Badriah. Kali ini ia datang bersama ibu kandungnya, Kamariah (45), berboncengan naik sepeda motor BL 3150 JJ.
Pada saat itulah Safrina mengancam warga agar jangan mencampuri urusannya. Karena merasa ditantang, warga mengeroyoknya. Yang ikut mengeroyok tak sedikit. Safrina akhirnya menemui ajal, disaksikan ibu kandungnya.
Nah, kini para pengeroyok itulah yang diusut polisi, karena korbannya tewas. Tapi warga Gampong Meunasah Lancang Paru, Kecamatan Bandarbaru, Pijay, tak rela jika hanya tiga pria setempat yang ditahan polisi, mengingat pengeroyok Safrina ramai.
Itu sebab, mereka mengepung mapolres dan mem-pressure kepolisian, sehingga ketiga orang yang sempat ditahan sejak Rabu sore itu, malamnya dibebaskan. Entah bagaimana pengusutan kasus ini ke depan. (c43)