Ponsel Ahmad Ditukar Empat Permen Perangsang
Meskipun bulan puasa namun beberapa pedagang obat kuat dan obat perangsang masih merajalela di Manado.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Meskipun bulan puasa namun beberapa pedagang obat kuat dan obat perangsang masih merajalela di Manado.
Keampuhan obat ini hanya dengan obat atau permen perangsang tersebut diberikan, wanita dengan mudah rela menyerahkan kesuciannya karena seolah tak berdaya akibat pengaruh permen atau obat perangsang tersebut.
Para penjual obat ini mangkal di beberapa tempat seperti Taman Kesatuan Bangsa (TKB), depan Kantor Pos Manado, bahkan ada yang terang-terangan berjualan di Mall.
Pedagang obat kuat dan perangsang ini punya jurus jitu ketika konsumen tidak memiliki uang untuk membeli, ketika konsumen tertarik maka obat bisa ditukar dengan handphone.
Ahmad (18) berani menukarkan 4 bungkus permen perangsang wanita dengan satu unit handphone miliknya. Kepada Tribun Manado ia mengaku permen tersebut akan diberikan pada pacarnya, Sabtu (20/6/2015).
Meskipun sadar bahwa ini adalah bulan puasa namun beberapa pedagang obat kuat tidak ambil pusing, sistemnya asalkan dapat uang saja semua tak masalah.
Para penjual permen perangsang dan obat kuat ini tidak pandang bulu, jika konsumen tak memiliki uang maka apa saja barang berharga bisa dijadikan alat tukar seperti handphone.
Jika anda duduk sendiri di TKB dan tidak ditemani siapun maka bersiaplah Anda akan ditawari permen perangsang dan obat kuat.
Inilah yang dialami oleh Ahmad (18) warga Amurang."Saya tadi ditawarkan permen perangsang dan ketika mendengarkan penjelasan penjualnya bahwa pacar saya akan terangsang ketika memakan permen ini maka saya langsung tertarik. Karena tidak punya uang cukup untuk membeli saya di tawarkan menukarkan handphone saya dengan 4 bungkus permen perangsang, di mana perbungkus dihargai Rp.150 ribu,"ujarnya.
Kepada Tribun ia mengatakan akan memberikan permen tersebut untuk sang pacar. "Saya sebenarnya ingin memberikan permen ini untuk pacar sebab ketika pacaran ia kurang mesra,"ujarnya.
Sementara bagi pedagang, tak ada rasa berdosa bagi pedagang yang berinisial Oni ini, dari mulutnya terungkap bahwa ada beberapa tempat yang dijadikan lokasi berdagang.
"Paling banyak kami berdagang di TKB namun kami juga biasa memilah-milah pembeli,kalau kelihatannya pintar maka kami tidak berani menwarkan dan langsung pergi saja. Kemudian ada tempat yang sering sekali kami kunjungi untuk berjualan yaitu itCenter dan kantor Post Manado,"ujarnya.
Targetnya yaitu konsumen yang sedang sendirian."Biasanya target kami yaitu laki-laki yang sedang berdiam sendiri. Kebanyakan tawaran ini langsung diterima,kami pun tidak meninggalkan alamat atau nomor telepon sebab takut ketika ia sadar dan menyesal kemudian mencari kami. Sebenarnya target utama anak sekolah sebab mudah saja mereka membeli, dan biasanya kembali kesini bersama teman mereka untuk mencari permen ini,"ujarnya.
Menurut dia permen ini dipesan langsung di Pulau Jawa.
"Biasanya permen dan obat ini saya pesan langsung dari Kota Surabaya lewat kerabat. Memang di Manado belum ada toko khusus pasutri namun di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya sudah banyak. memanfaatkan peluang itu saya pun mencoba berjualan permen perangsang dan obat kuat,"ujarnya. (tribunmanado/felix tendeken)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.