Cirebon Paling Ideal Gantikan Cilamaya
Praktisi logistik menilai untuk saat ini Cirebon merupakan lokasi yang paling ideal sebagai pengganti Cilamaya.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktisi logistik menilai untuk saat ini Cirebon merupakan lokasi yang paling ideal sebagai pengganti Cilamaya.
Salah satu alasannya, yaitu dibukanya jalan tol Cikapali, yang membuat akses menuju Cirebon menjadi lebih lancar dan waktu tempuh menjadi lebih singkat.
“Dari sisi logistik, keberadaan Cikapali sangat mendukung. Makanya, untuk saat ini yang cukup ideal untuk menggantikan Cilamaya adalah Cirebon,” kata Anang Hidayat, yang juga Senior Manager Logistics PT GPI Logistics, Selasa (30/6/2015).
Dengan akses yang lebih mudah, lanjut Anang, maka waktu tempuh bisa menjadi lebih cepat. Akibatnya, target untuk mencapai gudang pada saat business hour bisa tercapai dan mengurangi risiko keterlambatan. Ketepatan waktu ini penting, karena jika terlambat satu jam saja, misalnya, maka risiko overtime cost dan overnight cost menjadi lebih besar.
Tidak hanya jalan tol Cikapali. Keberadaan fasilitas lain juga sangat mendukung jika Cirebon menjadi pelabuhan internasional menggantikan Cilamaya. Di antaranya Bandara Internasional Kertajati dan keberadaan jalur kereta api. Keberadaan fasilitas tersebut, lanjut Anang, memang diperlukan dan sangat menunjang keberadaan suatu pelabuhan.
Hal lain yang tak kalah penting, karena di Cirebon sudah terdapat pelabuhan. Artinya, untuk membangun pelabuhan bertaraf internasional tidak perlu dimulai dari nol. Namun, cukup melalui pengembangan dan pendalaman pelabuhan yang sudah ada. “Dari sisi biaya, pengembangan pelabuhan yang ada tentu lebih murah dan cepat dibangkan harus membangun dari awal,” kata Anang.
Dalam konteks itulah Anang menekankan, bahwa penentu kebijakan sudah selayaknya menjadikan Cirebon sebagai prioritas pengganti Cilamaya. Meski harus diakui bahwa terdapat aspek lain yang juga bisa dijadikan pertimbangan di luar aspek transportasi itu tadi.
Namun apapun, lanjutnya, penentuan lokasi pengganti Cilamaya memang sangat mendesak. Alasannya, untuk mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok yang menurutnya sudah over load. Dengan adanya pengganti Cilamaya, lanjut Anang, maka biaya logistik dari aspek transportasi bisa semakin ditekan.
Sementara Manajer Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Ode Rakhman mengatakan, lokasi manapun yang akan dipilih, hendaknya sudah lulus kajian dan memenuhi syarat lingkungan hidup dan sosial masyarakat setempat. “Jika sudah memenuhi syarat, silakan saja mana yang bisa dipilih,” kata Ode.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.