Laporan Wartawan Bangka Pos, Fery Laskari

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA-- Berbagai cara mencari nafkah. Salah-satunya menjadi penjual siput gonggong, hasil tangkap nelayan lokal di Pulau Bangka.

Ini dilakukan oleh, seorang wanita tuna wicara (bisu) saat ditemui bangka pos, Kamis (2/7/2015) di Pantai Putat Belinyu Bangka..

Siput gonggong dia kemas dalam kantong plastik. Setiap kantong berisi 100 butir siput gonggong. Perkantong siput gonggong dipatok seharga Rp 20.000,-. Berbekal meja kayu seadanya, perempuan tadi menunggu pembeli di bibir jalan pinggir pantai itu.

Walau tak dapat bicara, namun perempuan ini dapat menjual dagangannya kepada pembeli, hanya menggunakan bahasa isyarat. Jika pembeli tak mengeri, warga sekitar akan membantu menterjemahkan pembicaraan si perempuan tadi.

"Dia ini tak bisa bicara. Siput gonggong ini dia jual dua puluh ribu rupiah perkantongnya," kata Lak Bung (41), warga sekitar membantu menterjemahkan bahasa isyarat perempuan tunarungu itu, Kamis (2/7/2015).

Siput gonggong ini kata Lakbung, adalah hasil tangkapan suami perempuan tunarungu. Siput gonggong diperoleh dengan cara ditangkap menggunakan jaring khusus di Perairan Pulau Merapet Belinyu.

"Dia ini (perempuan tunarungu) hanya jual saja. Yang cari siput, suaminya, Den," kata Lakbung kepada Maulana (30), warga Sungailiat yang kebetulan membeli siput.

Sayang, tak banyak informasi yang didapat dari perempuan tunarungu itu karena keterbatasannya. Walau demikian, si perempuan ini menampakan raut wajah gembira ketika dagangannya laris manis dibeli pembeli lainnya.

Siput itu dapat dibeli dengan harga lebih murah, jika dibeli sekaligus tiga kantong (300 butir), Rp 50.000. Saat ditanya siapa namanya? Perempuan ini tersenyum seraya menunjukan jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf V.

"Disini kadangkala, ada yang jual kepiting. Tapi kebetulan siang ini hanya ada siput gunggung," tambah Lak Bung.