Belum Ada dari Pihak Polisi yang Mengaku Menembak ke Arah Warga Tolikara
Polisi, sebut Yotje, hanya melepaskan tembakan ke udara sebagai peringatan agar massa membubarkan diri.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA, - Seorang remaja tewas, sementara 11 orang lainnya luka-luka saat kerusuhan berbau SARA di Kabupaten Tolikara, Papua, tepat saat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hiriah, Jumat (17/7/2015) lalu.
Mereka tertembak saat kejadian. Lantas, siapa pelaku penembakan tersebut?
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Yotje Mende mengatakan, personelnya di lapangan tidak ada yang mengakui menembak ke arah warga. Polisi, sebut Yotje, hanya melepaskan tembakan ke udara sebagai peringatan agar massa membubarkan diri.
"Anggota Polisi di lapangan belum ada yang mengakui menembak datar atau terbidik, saat itu," ujar Yotje kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (20/7/2015).
Meski demikian, Yotje memastikan Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Papua terus memeriksa 10 personel Polisi yang berada di lokasi insiden untuk mengungkap siapa pelaku penembakan itu.
"Sama seperti maling saja, sudah tertangkap tangan pun kadang-kadang dia tidak berkata jujur mengakui perbuatannya. Artinya, pelaku penembakan ini masih diselidiki," ujar Yotje.
Ia menambahkan, penyidik juga meneliti penembakan itu secara laboratoris. Penelitian dilakukan berdasarkan data dari rekonstruksi kejadian, proyektil yang berada di tubuh korban serta selongsong peluru yang ditemukan di lokasi. Yotje tidak dapat memastikan kapan rampungnya penelitian itu.
Dianggap wajar
Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal TNI Fuad Basya membenarkan ada anggota TNI di lokasi kejadian. Namun, dia menolak menjawab pertanyaan apakah ada kemungkinan pelaku penembakan itu berasal dari personelnya.
"Belum mau jawab soal itu. Hasil investigasi di kepolisian akan menjawab hal itu," ujar Fuad.
"Sekarang begini saja, kalau itu peluru Polisi, ya wajar, kan dia punya senjata. Begitu juga TNI. Kalau diserang, lalu nembak, ya wajar saja," lanjut dia.
Insiden di Kabupaten Tolikar mengakibatkan puluhan bangunan kios dibakar, termasuk mushala. Saat itu, ada dua acara yang dilaksanakan berdekatan. Selain perayaan Lebaran yang ditandai dengan shalat Idul Fitri, juga ada pertemuan pemuka gereja.( Fabian Januarius Kuwado)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.