Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Periksa Lima Saksi Terkait Kasus Tolikara

Sudah diperiksa 30 saksi dan hari ini akan diperiksa lima lagi

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Polisi Periksa Lima Saksi Terkait Kasus Tolikara
KOMPAS/ANTONY LEE
Bekas kios yang terbakar akibat kerusuhan di Kecamatan Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Senin (20/7/2015). Berbagai pemangku kepentingan di Karubaga menegaskan bahwa kendati konflik diawali penolakan salat id, tetapi konflik disebabkan faktor miskomunikasi. 

TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA- Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan, Polri telah memeriksa 30 saksi terkait kerusuhan yang terjadi di Karubaga, Tolikara, Papua. Hari ini, Polri menjadwalkan memeriksa lima saksi terkait kerusuhan tersebut.

"Sudah diperiksa 30 saksi dan hari ini akan diperiksa lima lagi," kata Badrodin di Kejaksaan Agung, Rabu (22/7/2015).

Kendati demikian, Badrodin enggan membeberkan siapa saja yang nantinya akan diperiksa terkait kasus tersebut. Ia hanya menegaskan, Polri akan segera menetapkan tersangka dalam kasus ini. "Insya Allah nanti setelah lima saksi diperiksa akan ditetapkan tersangkanya," kata Badrodin.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, sekelompok orang yang diduga jemaat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) mendatangi Mushala Baitul Mustaqin di Tolikara, Papua, saat umat Islam menggelar shalat Idul Fitri, Jumat (17/7/2015) pagi.

Sekelompok orang ini melakukan protes karena pengeras suara yang digunakan dalam shalat Idul Fitri itu mengganggu acara yang juga tengah digelar umat GIDI.

Menurut Ketua Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil di Indonesia (PGLII) Roni Mandang, kedatangan umat GIDI ke umat Islam dengan cara baik-baik. Namun, tembakan aparat ke arah umat GIDI membuat situasi menjadi kacau.

Situasi semakin kacau begitu diketahui satu orang meninggal dunia akibat rentetan tembakan itu. Akibatnya, warga kemudian membakar kios di sekitar lokasi. Namun, api merembet ke mushala yang dijadikan tempat shalat Idul Fitri.

Berita Rekomendasi

Kepala bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Suharsono menegaskan, tembakan ke arah umat GIDI dilakukan karena massa tak mengindahkan imbauan petugas untuk pergi dari sekitar mushala.

Meski polisi telah mencoba menghalau massa yang mengeluarkan pernyataan provokatif, warga yang marah tidak mengindahkan permintaan polisi. Pukul 07.05 WIT massa mulai melempari mushala dengan menggunakan batu.

Selanjutnya, pada pukul 07.10 WIT massa merusak lalu membakar kios dan masjid. Setelah tembakan peringatan tak diindahkan, barulah polisi melepaskan tembakan ke arah tanah.

Di tengah kekacauan ini diketahui seorang remaja meninggal dunia akibat terkena tembakan. Sementara 11 orang lain mengalami luka-luka, sebagian besar di antaranya mengalami luka tembak. (Dani Prabowo)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas