Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Senator Berharap Insiden Tolikara Tidak Terulang

Insiden pembakaran rumah ibadah (masjid) di Tolikara, Papua, pada momentum Hari Raya Idul 1436 Hijriah kemarin jangan sampai terulang

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Senator Berharap Insiden Tolikara Tidak Terulang
KOMPAS/ANTONY LEE
Bekas kios yang terbakar akibat kerusuhan di Kecamatan Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Senin (20/7/2015). Berbagai pemangku kepentingan di Karubaga menegaskan bahwa kendati konflik diawali penolakan salat id, tetapi konflik disebabkan faktor miskomunikasi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insiden pembakaran rumah ibadah (masjid) di Tolikara, Papua, pada momentum Hari Raya Idul 1436 Hijriah kemarin jangan sampai terulang kembali di bumi Indonesia.

Menurut Anggota DPD RI, Fabian Sarundajang, dialog yang berkesinambungan merupakan cara yang paling efektif bagi kita semua dari pusat sampai ke daerah terpencil sekalipun, terutama para tokoh-tokoh agama, agar terhindar dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Tolikara.

Dia menegaskan, dialog ini bukan untuk menunjukkan agama mana yang paling baik, tetapi dialog untuk kita sama-sama saling memahami dan menghormati satu sama lain.

"Dialog untuk bagaimana kita sebagai satu bangsa bisa maju bersama. Dialog untuk bagaimana perbedaan kita jadikan suatu kekuatan besar demi kemajuan bangsa," ucap Fabian dalam keterangannya, Senin (27/7/2015).

"Pemerintah harus menjadi motor penggerak sehingga dialog/komunikasi antar kita terutama para tokoh agama, dapat dilaksanakan," kata penggagas Poros Senator Indonesia bersama senator muda lainnya ini untuk memberikan pandangan-pandangan kritis yang membangun dalam pelbagai persoalan kebangsaan.

Fabian mengingatkan, sejak Bangsa Indonesia berdiri, the founding fathers telah meletakkan filosofi berbangsa dan bernegara kita dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu, perbedaan bukanlah menjadi penghalang bagi kita, tapi justru kekuatan untuk kita maju bersama.

"Hidup rukun berdampingan rukun satu sama lain walaupun berbeda agama merupakan suatu keniscayaan yang harus sama-sama kita syukuri," kata Fabian Sarundajang.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas