Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Muhammadiyah dan Buya Safii Maarif tak Bisa Dipisahkan

Direktur Maarif Institute, Fajar Riza UI Haq mengatakan Muhammadiyah dan Buya Safii Maarif tak bisa dipisahkan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Muhammadiyah dan Buya Safii Maarif tak Bisa Dipisahkan
tribunnews.com/herudin
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Syafii Maarif 

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Buku mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Ahmad Syafii Maarif (Buya Maarif) berjudul 'Muazin Bangsa dan Makkah Darat' menjadi perbincangan oleh dua professor di Monumen Mandala, Jl Jenderal Soedirman, Makassar, Selasa (4/8/2015).

Hadir dalam bedah buku ini antara lain Cendikiawan Muslim Prof Azyumardi Azra, Ketua PCIM AS-Kanada Prof Muhammad Ali, Direktur Maarif Institut Fajar Riza UI Haq.

Buya Syafii Maarif yang hadir pun serius dan sesekali tersenyum ketika tiga cendikiawan Muslim ini membedah biografinya di depan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM), Pengurus IMM Sulsel dan Sulbar, PWM Jawa Tengah dan berbagai tokoh Muhammadiyah.

"Buya mempunyai pemikiran yang sangat berpengaruh. Bayangkan saja Buya pernah berkomentar Pak JK adalah the real president, ini membuat orang bertanya-tanya dan takjub dengan itu," kata Cendikiawan Muslim, Prof Azyumardi Azra.

Ketua PCIM AS-Kanada, Prof Muhammad Ali mengakui Buya tak pernah melihat orang tapi apakah itu benar atau salah.

"Buya banyak mengambil dan mengutip bahan dan sumber dari syiah dan ateis untuk memantapkan akidah, Buya tak melihat orangnya, Buya mampu melihat apakah itu benar atau tidak bukan siapa," katanya.

Prof Ali mengingat betul bahwa Buya Maarif belajar dengan Pendeta dan Filsuf katolik untuk memperkuat akidah tauhid.

"Saling pemahaman itu jadi masa depan, bukan hanya masalah agama, dari sisi manusia. Semua lahir sebagai manusia menekankan aspek kemanusian, itulah Buya Safii Maarif," katanya.

Direktur Maarif Institute, Fajar Riza UI Haq mengatakan Muhammadiyah dan Buya Safii Maarif tak bisa dipisahkan.

"Saya heran dengan Buya, kok mau menerima menjadi Ketua Panitia Pembangunan Mua’limin Yogya, saya ndak habis pikir, menggalang dana. Beliau bilang biar saya yang bawa sendiri. Masih rela melakukan kerjaan paling teknis padahal beliau adalah mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah,” katanya.

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas