Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Peserta Muktamar NU di Ponpes Tebuireng

Menurut Musyafak, dirinya meminta izin keluar Ponpes tetapi dilarang.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pengakuan Peserta Muktamar NU di Ponpes Tebuireng
SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
SIDANG PLENO DITUNDA - Suasana lokasi sidang pleno III di alun-alun Jombang yang kosong karena pelaksanaannya ditunda pada Rabu (5/8) pagi. Sidang pleno III dengan agenda pengesahan hasil sidang komisi dan sidang pleno IV dengan agenda pemilihan Ketum PBNU batal digelar Selasa (4/8) malam. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Semarang KH Musyafak mengaku bahwa dirinya bersama beberapa peserta muktamar lainnya tidak bisa keluar dari Ponpes Tebuireng yang merupakan markas dari Calon Ketua Umum PBNU KH Solahudin Wahid.

"Saya tidak boleh keluar, kalau memaksa keluar Id card saya diambil. Intinya saya dan kawan-kawan tidak boleh ke alon-alon. Padahal banyak yang ingin mengikuti sidang pleno terakhir untuk memilih ketua umum PBNU yang baru," ujar Musyaffak dalam keterangannya, Rabu (5/8/2015).

Menurut Musyafak, dirinya meminta izin keluar Ponpes tetapi dilarang. Akibatnya, lanjut Musyafak, banyak peserta yang takut untuk keluar.

"Saya kasian teman-teman yang belum bisa keluar, mereka hanya berdiri-berdiri di sana. Sebab, kami tadi hanya diajak rapat di lantai 3 yang katanya untuk muktamar tandingan, dan mujahadah. setelah itu ya kami duduk-duduk dan menunggu agar kami bisa keluar," terang Musyafak.

Terkait Muktamar tandingan yang diberitakan di media online sedang digelar oleh kubu yang kecewa di Tebu Ireng, Musyafak membenarkan bahwa sebelumnya dirinya diajak untuk pertemuan di lantai 3 yang kemudian disebut sebagai muktamar tandingan.

"Misalnya dari Jawa Tengah, yang hadir dari wilayah hanya ketua PWNU tanfidziyahnya, ketua syuriah dan wakil-wakilnya juga tidak nampak. Oleh karena itu, banyak yang ingin ke alon-alon, tapi pas mau keluar kok tidak boleh. Saya bisa keluar karena alasan mau ke penginapan," papar dia.

Musyafak meminta agar semua pihak siap menang dan siap kalah jika berani berkompetisi. Dia meminta masing-masing kubu legowo dengan hasil dan realitas politik yang ada serta tidak memaksakan kehendak hanya karena ingin menjadi pemenang.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas