Luhut Bilang Uang Tunai 6,5 Miliar dalam Trigana Air Belum Ditemukan
Khofifah Indar Parawansa dikonfirmasi oleh salah satu media nasional, mengaku memang ada dana Rp 6,5 miliar yang dibawa empat orang petugas PT Pos
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan sekaligus Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan mengaku belum mendapat kabar apakah tim SAR sudah menemukan uang tunai Rp 6,5 miliar milik Kementerian Sosial yang berada di dalam pesawat Trginana Air IL-257 Rute Jayapura-Oksibil. Pesawat tersebut terjatuh dalam perjalanan pada Minggu kemarin.
"Saya belum cek lagi, lima menit lalu saya dapat berita, belum (ditemukan). Nanti saya cek lagi," kata Luhut dikonfirmasi wartawan di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2015).
Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa dikonfirmasi oleh salah satu media nasional, mengaku memang ada dana Rp 6,5 miliar yang dibawa empat orang petugas PT Pos dalam pesawat Trigana Air.
Menurut Khofifah dana itu berasal dari Kemensos untuk Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) itu berasal dari Kementerian Sosial.
Khofifah mengatakan, memang ada beragam cara mendistribusikan dana PSKS dari Kementerian Sosial. Selain lewat PT Pos, ada distribusi berbasis komunitas, dan ada yang mekanismenya transfer antar PT Pos. Sementara untuk Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua 100 persen sudah ditransfer ke PT Pos.
Meski begitu, dana itu karena sudah dipercayakan kepada PT Pos untuk distribusi di Kabupaten Pegunungan Bintang, maka menjadi tanggung jawab PT Pos.
Menurut Khofifah, dana PSKS sebesar Rp 6,5 miliar itu merupakan bantuan sosial dari Kemensos untuk 6.000 warga Kabupaten Pegunungan Bintang yang disimpan di dalam empat tas yang dibawa empat petugas Kantor Pos Jayapura yang menjadi korban pesawat Trigana yang jatuh itu. Yakni Yustinus Hurulean, MN Aragay, Agustinus Luarmase dan Teguh.
Adapun Trigana mengaku tidak dilapori soal uang sebesar Rp 6,5 miliar dalam pesawat yang jatuh di hutan perawan di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua itu. Karena itu Trigana menolak bertanggung jawab.
Sementara Kepala Kantor Pos Jayapura, Haryono menyebut uang sebanyak itu dibawa secara tunai ke Oksibil karena tidak tersedia uang tunai di sana.