Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Roman Cinta Soekarno di Rumah Inggit

Pada Soekarno-Hatta, Anda bisa menemukan pemberontakan sekaligus perjuangan menuju kemerdekaan.

Editor: Sanusi
zoom-in Roman Cinta Soekarno di Rumah Inggit
google.image

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pada Soekarno-Hatta, Anda bisa menemukan pemberontakan sekaligus perjuangan menuju kemerdekaan. Perjuangan menuntut kemerdekaan itu kerap kali membawa keduanya hidup dalam pengasingan.

Kali ini, Tribun sempat menelusuri lokasi bersejarah yang dahulu pernah menjadi tempat pembuangan serta penahanan tokoh proklamasi (Soekarno-Hatta) dan founding father lainnya. Berikut jejak proklamator di lokasi pembuangan dan penahanan:

Bila Anda datang ke Bandung, provinsi Jawa Barat, tidak ada salahnya bila melewati jalan Ciateul, yang kini bernama jalan Inggit Garnarsih. Berhentilah di sebuah rumah lama yang telah dicat baru. Di situlah dulu Inggit Garnasih tinggal.

Sempatkanlah untuk menengok ke dalam rumah tersebut, niscaya Anda tidak akan menemukan apa-apa, kecuali satu pelajaran, yakni tentang cinta. Cinta di sana tak hanya romansa memadu kisah kasih, melainkan juga cinta yang didasarkan hasrat ingin membawa Indonesia ke gerbang kemerdekaan, lepas dari penjajahan.

Kini, sebuah rumah bergaya klasik yang berada di sisi jalan Inggit Garnasih nomor 174, Ciateul, Kota Bandung pernah menjadi saksi sejarah kehidupan Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno dan istrinya Inggit Garnasih.

Rumah penuh makna cinta dan perjuangan, yang kini bernama ‘Rumah Bersejarah Inggit Garnasih’, ternyata tak banyak memiliki barang peninggalan asli. Bahkan, menurut juru pelihara rumah Inggit, Jajang Ruhiyat, saat ini sudah tak ada lagi barang asli peninggalan Inggit dan Soekarno.

Di tempat bersejarah tersebut, hanya terdapat dua buah batu yang digunakan Inggit untuk memproduksi jamu, itupun sekadar replika semata. Menurut Jajang, pasca memutuskan berpisah dengan Soekarno, Inggit memang memilih berusaha memproduksi jamu untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

Berita Rekomendasi

"Satu-satunya yang masih ada dari dulu sampai sekarang ya pohon jambu hijau yang ada di depan. Usianya sudah tua, tapi masih tetap berbuah," kata juru pelihara rumah Inggit, Jajang Ruhiyat (40).

Jajang mengatakan, beberapa bulan lalu, Museum Sribaduga mengambil alih kepengurusan rumah bekas peninggalan Inggit Garnasih tersebut. Sehingga, lanjut Jajang, kini rumah tersebut bisa dikatakan menjadi museum yang dibuka untuk umum.

Setiap harinya, rumah Inggit terbuka untuk umum dengan jam operasional pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Saat ini, yang menempati rumah tersebut merupakan pengurus-pengurus di bawah naungan Museum Sribaduga.

"Sampai sekarang masih sering yang datang ke sini baik itu sejarawan maupun rombongan anak-anak sekolah dan mahasiswa," katanya. Bagi Jajang, ‘Rumah Bersejarah Inggit Garnasih’ memiliki banyak pelajaran berharga yang bisa diambil oleh pengunjung. Sekali lagi, di tempat tersebut bisa ditemui aura cinta, baik sesama anak manusia, ataupun cinta untuk mewujudkan sebuah bangsa yang merdeka. (tribun jabar/dra)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas