Sri Sultan Pesimistis Angka Kemiskinan di Yogyakarta Turun Sesuai Target
Raja Yogyakarta pesimistis angka kemiskinan turun signifikan pada 2016 mendatang. Karena banyak kegiatan pengentasan kemiskinan tak dieksekusi tepat.
Editor: Y Gustaman

Laporan Reporter Tribun Jogja, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pesimistis angka kemiskinan turun signifikan pada 2016 mendatang. Karena banyak kegiatan pengentasan kemiskinan tak dapat diseksekusi tepat waktu.
Raja Keraton Yogyakarta ini mengakui, target penurunan angka kemiskinan sebesar 2 persen tidak tercapai karena realisasinya mundur beberapa bulan. Harusnya kemiskinan bisa turun jika eksekusinya dilakukan bulan Juni-Juli.
"Target kita bisa turun dua persen itu waktu Juni-Juli wajib direalisasi. Kemarin itu September-Oktober, momentum itu menjadi hilang. Tepat waktu itu sangat penting," katanya, Selasa (18/8/2015).
Ia mengatakan, program pengentasan kemiskinan sebagai pelaksananya adalah pemerintah kabupaten dan Kota. Sedangkan provinsi hanya menyediakan anggaran dan programnya.
"Duitnya memang dari tingkat I, tapi sudah kita arahkan. Hanya satu (permintaan Sultan) Juni-Juli harus direalisasi, jangan mundur jadi September," ungkap dia.
Sultan sudah berulangkali berpesan kepada pemkab dan pemkot agar kegiatan pemberian bantuan ke penerima ditentukan sejak awal. Sehingga bantuan bisa tepat sasaran dan bantuan modal bisa terus berputar. Pendampingan pada penerima bantuan juga harus terus dilakukan.
"Modal Rp1 juta itu bisa berputar. Ojo Rp1 juta untuk beli genset untuk disewakan, ya kalau sebulan tidak ada sewa, gimana? Artinya duit itu tidak berputar," tutur dia.