Gedung Pendidikan Udayana Ini Menyimpan Cerita Misteri
Made yang duduk di atas motor dengan kondisi bulu kuduk berdiri dan sedikit ketakutan tetap melihat gadis yang berjalan itu.
Editor: Johnson Simanjuntak
Menurutnya, saat petugas patroli malam, suara-suara wanita dan hal unik ia hadapi. Rumah Sakit Pendidikan Udayana yang berada di Jimbaran, memiliki enam gedung. Dari ke enam gedung tersebut, gedung ketiga dan keenam adalah gedung paling angker.
Suara wanita dan suara borang menyeret besi, sering Wirya dengar. Bahkan, saat berjaga di sekitar dek (tempat tidur tukang). Tiga orang yang berjaga dan tidur, dikagetkan dengan suara tersebut. Alhasil, dua orang penjaga lain lari dan meninggalkan Wirya sendirian.
"Kalau diingat-ingat ada ular panjangnya minta ampun. Ada lagi, paskita lagi minum dan dengerin musik. Tiba-tiba ada sosok laki-laki besar, hitam dan melihat kita yang sedang berjoget. Pokoknya banyak penghuninya," ujar Wirya dengan menunjukkan gedung tiga.
Gedung RS Pendidikan Udayana dibangun tahun 2009. Namun terhenti karena ada beberapa kasus yang melingkupinya. Hingga saat ini, baru gedung 1 dan 2 yang terpakai untuk pelayanan kesehatan. Sementara gedung 3, 4, 5, dan 6 masih dalam proses pembangunan. Sebagian sudah ada yang jadi tapi belum dimanfaatkan. Tahun ini gedung tersebut kembali dibangun
Berdasar pengamatan Tribun Bali gedung tiga RS Pendidikan Udayana itu berbau cat dengan udara yang lembab. Gedung baru yang selesai dibangun 2013 lalu ini sudah banyak eternit yang jebol dan rusak. Bahkan, saluran AC nampak jebol di beberapa ruangan.
Bau pesing menyengat di lorong tengah yang lantainya bersih dan hanya nampak ada serpihan eternit di pintu masuk.
Tribun Bali juga sempat melihat suasananya pada malam hari. Saat itu nampak ada belasan pekerja bangunan lembur mengerjakan proyek lanjutan senilai Rp 66 miliar tersebut. Melalui lorong kereta kasur, Tribun Bali melangkah ke gedung enam dan akhirnya ditegur seorang penjaga.
"Maaf, Mas selain pekerja dilarang masuk. Takutnya nanti ada apa-apa," cetus laki-laki pekerja bangunan yang pakaiannya diselimuti debu.(Manik Priyo Prabowo)