Dikabarkan Diculik dan Dibunuh, Ternyata Ani Tinggal Bersama Penculiknya di Kalimantan
Ani yang kini sudah kembali bersama kedua orangtuanya disebut Fiernando selama ini tinggal bersama Slamet di Kalimantan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Ponco Wiyono
TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Kisah percintaan ABG yang sempat menghebohkan Kendal bak cerita sinetron untuk menghilangkan jejak kisah cintanya.
Muncul cerita katanya gadis belia ini diculik, diperkosa lalu dibunuh dan mayatnya dibuang di Waduk Jatibarang Kendal.
Ternyata Ani (13), remaja asal Boja, Kendal, akhirnya ditemukan dan diamankan di Polres Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Dia ditemukan setelah tim resmob Polres Kapuas Hulu dan mengamankan Slamet, pria yang membawa Ani ini pergi dari rumahnya.
Informasi yang dihimpun Tribun Jateng (Tribunnews.com Network), penangkapan Slamet di Kapuas Hulu berdasarkan keterangan dari Agung. Agung merupakan pria yang diduga ikut membawa Ani dari rumahnya di Boja dan dibawa ke Purwodadi.
Agung ini keterangannya berubah-ubah, mengakunya dibunuh dan dikubur di Waduk Jatibarang, tapi berubah terus.
Hingga kini Kasatreskrim Polres Kendal Fiernando Andriansyah mengaku pihaknya belum melihat adanya indikasi Human Trafficking dalam kasus ini. Meski gadis belia yang dibawa kabur Slamet selama sebulan.
Ani yang kini sudah kembali bersama kedua orangtuanya disebut Fiernando selama ini tinggal bersama Slamet di Kalimantan.
Saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan, termasuk kemungkinan keterlibatan Agung, seorang yang sebelumnya mengaku telah menghilangkan nyawa Ani.
Ayah Ani, Sus, mengaku senang putrinya bisa kembali ke rumah dengan selamat. Usai ditemukan di Kapuas Ulu, Ani dijemput oleh sang ayah dan tiba di Kendal pada Sabtu (12/9/2015) pagi.
"Kami naik pesawat dan turun di Yogyakarta pada Jumat (11/9) malam. Lalu lanjut ke Kendal," aku Sus.
Sementara Fiernando mengatakan pihaknya sudah memeriksa 10 orang saksi termasuk korban dan pelaku, Slamet.
Berdasarkan pengakuan keduanya, kepergian Ani bermula saat Slamet menjemput korban pada 6 Agustus lalu.
"Mereka pergi ke rumah orangtua Slamet di Purwodadi. Namun ibunya berang dengan tindakan Slamet yang melarikan anak perempuan di bawah umur, sejak saat itu keduanya berpindah-pindah pelarian," beber Fiernando.
Perihal kepergian Slamet dan Ani ke Kalimantan, Fiernando mengatakan jika keduanya menempuh jalur laut. Di Kapuas Ulu, keduanya ditampung seorang kawan Slamet dan Slamet menghidupi diri dengan bekerja serabutan.
"Kami juga sudah melakukan visum terhadap korban. Sementara seorang saksi lain, Agung sudah kami periksakan kesehatan mentalnya," tegas Fiernando.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ani (13), siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) asal Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, yang sebelumnya dikabarkan diculik lalu dibunuh, kini telah ditemukan. Ani yang hilang sejak 6 Agustus lalu ditemukan tim gabungan Resmob Kendal, Buser Polda Jawa Tengah, dan Resmob Kapuas Hulu di daerah Kalimantan.
Kasat Reskrim Polres Kapuas Hulu, AKP Siswadi, memastikan anak buahnya meringkus pelaku Daftar Pencarian Orang (DPO) dari Polres Kendal, di Kecamatan Kedamin, Kapuas Hulu, Rabu (9/9/2015) malam. Sang buron bernama Slamet Widodo yang telah membawa kabur Ani, remaja asal Boja.
Siswadi menyebut pelaku penculikan itu nekat membawa kabur korban karena sedang jatuh cinta pada Ani.
"Ya betul, anak buah saya telah menangkap DPO dari Polres Kendal, Jawa Tengah. Dimana pelaku membawa kabur seorang remaja ke Kapuas Hulu. Hasil pengakuan pelaku, nekat membawa korban dengan motif karena asmara," ujar Siswadi kepada Tribun Pontianak (Tribunnews.com Network), Kamis malam.
"Pastinya kasus ini masih dalam pengembangan pihak kepolisian," ucapnya.
Siswadi mengetahui ada buron tersebut setelah mendapatkan informasi dari Polres Kendal.
"Alhamdulillah, kita berhasil menemukan pelaku dan menangkapnya serta mengamankan korban. Kasus ini kita serahkan ke Polda Kalbar," ungkapnya.
Sebelumnya, Suso, ayahanda Ani yakin bahwa sang putri yang hilang sejak 6 Agustus 2015 lalu masih hidup. Ia tidak percaya kalau pelaku yang telah ditangkap polisi sudah menghabisi nyawa buah hatinya tersebut.
"Meski jasadnya ditemukan dalam kondisi apapun, saya tidak yakin Ani telah tiada. Saya berharap bisa merawatnya hingga dewasa," tuturnya saat ditemui Tribun Jateng di rumahnya, Selasa (8/9/2015).
Sebelumnya diberitakan, tim gabungan Polres Kendal, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, dan Bid Dokkes Polda Jateng mendatangi lokasi di sekitar Goa Kreo atau Waduk Jatibarang, Senin (7/9/2015) siang.
Tim gabungan membawa Agung, salah satu pelaku penculikan untuk mencari keberadaan Ani, bocah asal Boja, Kabupaten Kendal, yang diduga diculik lalu dibunuh dan dikubur di sekitar Waduk Jatibarang.
Agung diminta menunjukkan lokasi tempat Sekar dikuburkan. Berdasarkan pengakuan Agung, jasad Sekar dikubur di semak-semak di tepian Waduk Jatibarang bagian barat.
Lokasi tempat pencarian merupakan area terlarang untuk umum. Sedikitnya empat lokasi titik pencarian disisir oleh petugas. Warga juga membantu menggali tanah di dekat menara listrik bertegangan tinggi, namun kuburan Sekar tetap tidak ditemukan.
Sus menjelaskan, pada 6 Agustus 2015 putrinya berpamitan pergi ke sekolah. Sebagaimana biasanya, siswi kelas VIII SMPN ini berangkat naik angkutan umum. Namun, hingga malam hari, korban tak jua pulang.
Merasa cemas, Sus lantas mencoba menghubungi kerabat maupun rekan dekat Ani. Seorang rekan mengatakan, Ani ketika itu hendak diantar seorang pria yang diduga kekasihnya.
"Sudah saya cari ke berbagai tempat, termasuk objek wisata. Saya melapor pula ke polisi," tuturnya.
Sus tidak mengerti, apa motif pelaku membawa kabur anaknya. Setahunya, puteri kesayangannya itu merupakan sosok pendiam dan tidak mempunyai persoalan di luar. Terkait motif penculikan berlatar belakang cinta segi tiga, seperti pengakuan Agung pun disebut Sus sebagai hal ganjil.
"Anak saya baru berumur 13 tahun. Cinta seusianya, kan, baru cinta monyet," ucap Susilo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.