Mata Yakobus Kolo Buta Setelah Operasi Usus Buntu
Pelajar SMP Negeri Oe Ana, Yakobus Kolo (14), mengalami buta, serta pembengkakan jantung dan paru-paru usai menjalani operasi usus buntu
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, KEFAMENANU - Pelajar SMP Negeri Oe Ana, Yakobus Kolo (14), mengalami buta, serta pembengkakan jantung dan paru-paru usai menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu.
Anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Yosafat Haekase, mendesak pihak RSUD Kefamenanu memberikan penjelasan transparan perihal peristiwa itu.
Menurut Yosafat penjelasan dari pihak RSUD menjadi penting, karena sampai saat ini keluarga masih bingung kenapa hal tersebut bisa sampai terjadi.
“Pada hari Selasa (15/9/2015) saya bersama beberapa anggota DPRD lainnya turun pantau dan melihat langsung kondisi RSUD Kefamenanu. Kakak kandung Yakobus, Delviana Kolo kemudian mendekati saya menyampaikan kepada saya bahwa mata Yakobus buta setelah dioperasi. Saya lalu menanyakan kepada kepala ruangan, tapi tidak dijelaskan sehingga saya pun sampaikan hal ini kepada angggota DPRD lainnya dan wartawan,” ujar Yosafat, Sabtu (19/9/2015).
Setelah itu lanjut Yosafat, dirinya dan beberapa orang anggota DPRD berusaha untuk menemui Direktur RSUD Kefamenanu Wayan Niarta, namun tak tidak berhasil. Beberapa hari kemudian, dia bertemu dengan salah seorang dokter senior RSUD Kefamenanu, dengan maksud untuk meminta penjelasan, tapi tetap saja tidak ada klarifikasi.
“Saat bertemu salah seorang dokter, saya sempat tanya, tapi dokter tersebut mengaku bukan dia yang operasi. Menurut dokter itu bahwa untuk prosedur operasi pasien sebelum operasi, kondisi pasien haruslah benar-benar prima,” ucapnya.
“Sampai saat ini belum ada penjelasan resmi dari rumah sakit maupun dari dokter, kenapa sampai mata Yakobus menjadi buta setelah selesai dioperasi. Dokter harus menjelaskan secara transparan bahwa apa yang sebenarnya terjadi terhadap anak itu, termasuk riwayat penyakit anak itu sebelum dioperasi itu seperti apa,” ujarnya.
Apalagi kata Yosafat, saat bertemu dengan Zakarias Kolo yang merupakan ayah kandung Yakobus Kolo, dia mengaku sudah mengeluarkan banyak uang untuk membeli obat saat proses operasi maupun penyembuhan. ”Kasihan orang tua pasien ini yang berprofesi sebagai petani lahan kering yang penghasilannya pas-pasan,” kata Yosafat.
Hingga MInggu (20/9/2015) pagi, pihak rumah sakit belum merespon klarifikasi yang ditanyakan Kompas.com. Direktur RSUD Kefamenanu, Wayan Niarta tidak merespon pertanyaan wartawan melalui pesan singkat. Begitu juga ketika ditelepon namun sedang tidak aktif.
(Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere)