Laporan Reporter Tribun Jogja, Yudha Kristiawan

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Psikologi, bidang ilmu yang banyak mempelajari karakter dan watak dasar manusia ini kini menjadi disiplin ilmu yang mengantarkan Analisa Widyaningrum menjadi seorang psikolog.

Ya, sesuai namanya, menganalisa adalah salah satu cara kerja profesi yang digelutinya ini. Karir Analisa di bidang konseling memang maju pesat.

Meski terbilang masih baru menyandang title sebagai seorang psikolog, selain mengajar dibeberapa tempat, alumnus Fakultas Psikologi UGM ini juga sudah mendirikan sendiri sebuah kantor bernama Analisa Personality Development Centre di bilangan Babarsari, Yogyakarta.

Kantor yang ia dirikan ini sebagai tonggak awal keseriusannya dalam menjalankan profesinya sebagai seorang psikolog.

Tak hanya menerima konseling bidang psikologi saja, Analisa juga membuka kursus kepribadian untuk berbagai usia.

Ditemui di kantornya siang itu (Kamis, 1/10/2015), Analisa nampak sumringah. Mengenakan setelan jilbab bernuansa pastel, ibu dua orang anak ini tampil anggun tanpa aksesori yang menghiasi bajunya.

"Sejak SMP aku sudah kepengin nantinya punya profesi yang bisa membantu sesama, berbuat sesuatu yang baik untuk orang lain, seperti ngasih perhatian untuk anak-anak korban kekerasan, seperti dalam buku Lost Boy".

"Peran psikolog dalam hal ini bisa membantu mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat kekerasan itu," ungkap Analisa.

Keinginan perempuan yang hobi membaca ini mempelajari psikologi semakin kuat ketika menginjak kelas dua bangku SMA.

Tak semulus yang ia bayangkan, untuk dapat diterima di salah satu jurusan favorit ini, Analisa harus menempuh dua kali tes, setelah sebelumnya, di tes pertama melalui jalur masuk khusus, ia gagal.

Lulus dengan menyandang gelar sarjana psikologi, Analisa pun mantab melanjutkan kuliah mengambil jurusan Magister Profesi Psikologi, dengan fokus Psikologi Klinis.

Perlahan tapi pasti, Analisa mulai mendapat kepercayaan dari beberapa perusahaan untuk mengisi materi motivasi. Saat masih kuliah, ia juga dipercaya menjadi asisten dosen.

Berbagai pengalaman di luar kegiatannya kuliah kala itu, dirasakan benar membantu profesi yang di jalaninya saat ini.

Analisa mulai sadar, bahwa menjadi seorang psikolog memerlukan kemampuan public speaking. Soft skill ini ia peroleh saat masih aktif terjun di dunia broadcast ketika kuliah.

"Aku dulu memang sempat menjadi presenter di beberapa stasiun tv lokal. Pengalaman jadi presenter membantu sekali, terutama aku bisa belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan banyak orang," ujar Analisa bersemangat. (tribunjogja.com)