Iptu Dhayita: "Yang Utama Itu Ngajeni, Menghormati"
Sadar bahwa umurnya lebih muda ketimbang anggotanya, Dhayita menekankan rasa kekeluargaan di lingkungan Polsek Candisari.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Muh Radlis
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Diberikan kepercayaan sebagai Kapolsek diusianya yang baru 23 tahun, membuat Iptu Dhayita Daneswari SIK merasakan dua hal, kaget sekaligus bangga.
Sebagai Kapolsek membawahi 30 anggota yang umurnya bisa dibilang sudah kepala tiga lebih, Dhayita punya cara tersendiri agar menjadi seorang pimpinan.
Sadar bahwa umurnya lebih muda ketimbang anggotanya, Dhayita menekankan rasa kekeluargaan di lingkungan Polsek Candisari.
"Yang utama itu harus ngajeni (saling menghargai), menghormati. Berbicara kepada anggota harus santun, tidak mentang mentang saya pimpinan lalu seenaknya. Tidak seperti itu," kata anak kedua dari empat bersaudara ini.
Baginya, Polsek Candisari tidak akan jalan tanpa peran aktif dari anggotanya.
Saat ditunjuk menjadi Kapolsek Candisari, dara single yang tinggal di Manyaran, Kota Semarang ini kaget sekaligus bangga.
Meski masih berpangkat Iptu, namun Dhayita sudah ditunjuk sebagai Kapolsek di Kota Semarang yang notabene semuanya dijabat perwira polisi berpangkat Kompol.
"Ada kebanggaan tersendiri, selain tanggung jawab besar. Di Kota Semarang semua kapolsek berpangkat Kompol, saya masih Iptu," katanya.
Dara kelahiran Semarang 24 Desember 1991 ini menjadi Kapolsek Candisari sejak tanggal 21 September 2015 lalu dan di Pulau Jawa, saat ini Dhayita menjadi Kapolsek termuda.
"Setahu saya, saya yang paling muda di Jawa (Kapolsek). Di luar Jawa juga ada seangkatan saya," kata Dhayita kepada Tribun Jateng.