Markas Sindikat Penipuan Online dari Tiongkok Dikira Tempat Les
Sindikat Kawanan cyber crime asal Tiongkok dan Taiwan tidak salah memilih Perumahan Kupang Indah sebagai markas.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sindikat Kawanan cyber crime asal Tiongkok dan Taiwan tidak salah memilih Perumahan Kupang Indah sebagai markas. Penghuni perumahan ini sangat individualis.
Kawanan ini menggunakan rumah di Blok XX/2H sebagai markas. Police line masih terpasang di gerbang rumah. Tidak terlihat ada aktivitas di rumah itu.
Seorang satpam, Tri Sumarno mengakui penghuni di perumahan itu sangat individualis. Antara satu warga dengan warga lainnya jarang bertegur sapa.
Bahkan satpam tidak mengetahui penghuni di setiap rumah. Satpam hanya mengetahui warga yang sering jogging atau olah raga ringan di sekitar perumahan.
“Saya tidak tahu berapa penghuni di rumah itu,” kata Tri sambil menunjuk markas penipuan WNA, Rabu (21/10/2015).
Berdasar informasi yang diterimanya, pelaku menyewa rumah itu menggunakan jasa makelar. Dia tidak mengetahui nama makelar itu. Dia hanya mengetahui makelar itu berasal dari Pontianak. Dia pun tidak mengetahui harga sewa rumah bercat putih itu.
Selama menetap di rumah itu, para pelaku jarang keluar rumah. Biasanya mereka keluar rumah hanya untuk membeli makanan atau keperluan lain.
Dia memperkirakan ada tiga mobil di rumah itu. Tapi mobil boks yang paling sering keluar rumah. Setiap kali kembali ke rumah itu, mobil boks itu berisi seperangkat komputer.
“Saya sempat mengira rumah itu akan digunakan tempat untuk les privat,” tambahnya.
Sebenarnya Tri sempat curiga terhadap aktivitas di rumah itu. Sebulan setelah menempati rumah sewa, penghuninya memasang tiga CCTV.
Dua CCTV dipasang di gerbang rumah, dan satu CCTV lainnya dipasang di samping rumah.
Padahal selama ini penghuni yang menyewa rumah tidak pernah memasang CCTV.
Selain itu, lampu di dalam maupun di luar rumah sering menyala 24 jam. Tapi Tri atau satpam lainnya tidak pernah bertanya kepada penghuni rumah atau tetanggannya.
Sebab, selama ini penghuni perumahan seperti acuh terhadap tetangganya.
“Saat baru menempati rumah itu, ada orang lokal yang sering keluar-masuk rumah. Tapi hanya sebulan dia terlihat,” terang Tri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.