Namanya Melegenda! Bahkan Peneliti Kopi Dunia Belajar pada Petani Aceh Ini
Mahasiswa Taiwan, peneliti kopi dari Australia, Qatar, Jepang, Amerika, India dan sejumlah negara Eropa belajar pada Zaini.
Editor: Robertus Rimawan
Para mahasiswa Taiwan itu datang ke sana untuk belajar budidaya kopi sekaligus menikmati alam kopi yang asiri.
Hampir tiap bulan ada saja tamu yang datang ke tempat itu. Ada yang bermalam, tapi ada juga yang cuma berkunjung sehari.
Sejumlah tamu asing yang pernah datang ke ke kebun Zaini berasal dari perusahaan Starbucks, mahasiswa Taiwan, peneliti kopi dari Australia, Qatar, Jepang, Amerika, India dan sejumlah negara Eropa.
Dari dalam negeri tak terhitung jumlahnya yang mengunjungi kebun Zaini, ada petani dan penyuluh pertanian dari Simalungun, Dairi, Pakpak dan sebagainya.
Berbagai kegiatan pelatihan tentang budidaya kopi acap diselenggarakan di tempat itu, bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Aceh Tengah dan beberapa lembaga terkait lainnya.
Kebun milik Zaini tersebut boleh jadi sangat terkenal di luar negeri, tapi tidak di dalam negeri.
Termasuk warga Aceh Tengah dan Bener Meriah, tidak mengetahui banyak tentang aktivitas di kebun kopi milik Zaini.
"Sepertinya begitu, he..he.." kata Zaini sambil tertawa.
Zaini memang menjadikan kebunnya sebagai Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Maju Bersama. Satu-satunya pusat pelatihan pertanian di Aceh Tengah.
Di tempat itu diajarkan budidaya kopi dan penanganan pasca panen serta manajemen usaha tani. Zaini sendiri sebagai tutornya, dibantu enam orang tim teknis lain dari masyarakat setempat.
Kadang ia juga mengundang tutor tamu untuk menambah wawasan petani.
"Selain petani, peserta pelatihan juga para tenaga penyuluh pertanian. Ini memang terbalik. Seharusnya tenaga penyuluh yang mendidik petani," kata Zaini mengenai aktivitas pelatihan.
Selama masa pelatihan, para peserta langsung diterjunkan dalam kebun. Tidak seperti pelatihan yang acap dilaksanakan pemerintah, melatih petani di ruang seminar hotel atau tempat pertemuan kantor.
Sejumlah satu hektar areal kebun kopi milik Zaini diperuntukkan bagi kebun penelitian Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon. Zaini memang memiliki komitmen kuat memajukan dunia pertanian tanah Gayo dan itu harus didorong melalui jalur pendidikan.