Kemarau Panjang, Warga Pulau Seram Jalan Kaki 10 Km Demi Air Bersih
Di desa ini sejak beberapa hari terakhir, warga mulai kesulitan memperoleh air bersih.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MALUKU - Musim kemarau panjang di Pulau Seram, Maluku sejak beberapa bulan terakhir menyebabkan sejumlah desa di Kecamatan Amalatu mengalami krisis air bersih hingga harus berjalan kaki hingga 10 km untuk memperoleh air bersih.
Seperti yang dialami warga Desa Hualoy, Kecamatan Amalatu.
Di desa ini sejak beberapa hari terakhir, warga mulai kesulitan memperoleh air bersih setelah sumur-sumur perkampungan yang selama ini dijadikan sebagai sumber air bersih mengering.
“Sudah beberapa hari sumur di desa ini kering semua jadi kita tidak bisa lagi mengandalkan air bersih dari perigi,” kata Majid Tubaka, warga desa Hualoy, kepada Kompas.com, Jumat (23/10/2015).
Menurut Majid untuk mendapatkan air bersih mereka terpaksa harus berjalan sejauh 10 kilometer ke arah hutan, tepatnya di sebuah dusun bernama Marente.
Di tempat itu, lanjut Majid, warga harus rela antre karena sumber air di tempat itu terbatas dan juga mulai menipis.
“Bagi yang punya kendaraan bermotor mereka senang, tapi bagi yang tidak (punya motor) harus rela berjalan kaki. Kita pakai jeriken sambil antre di sana karena sumber airnya juga sudah mulai kecil,” kata dia.
Warga desa lainnya berharap pemerintah dapat segera mengatasi masalah itu dengan menyediakan bantuan air bersih untuk warga karena kondisi mereka saat ini sangat memprihatinkan.
“Kalau bisa ada perhatian dari pemerintah agar warga tidak lagi kesusahan untuk memperoleh air bersih,” ujar Jabal, warga lainnya.
Selain di desa tersebut, sejumlah desa di Kabupaten Seram Bagian Timur juga mengalami hal yang sama.
Kekeringan yang terjadi membuat sumur warga di sejumlah desa di kabupaten itu kering dengan cepat.
(Rahmat Rahman Patty/kompas.com)