Warga di Melawai Kesulitan Dapatkan BBM di SPBU, Anggota DPR Menenggarai Permainan Mafia
-Ketua komisi C DPRD Melawi, Malin, curiga, Melawi menjadi daerah operasi mafia BBM.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MELAWI-Ketua komisi C DPRD Melawi, Malin, curiga, Melawi menjadi daerah operasi mafia BBM.
Pasalnya sejak beberapa pekan terakhir, masyarakat sulit mendapatkan BBM terutama di SPBU.
“Padahal di daerah lain tidak ada masalah, masyarakat mudah mendapatkan BBM di SPBU, namun kenapa di Melawi ini selalu seperti itu, saya curiga Melawi menjadi daerah operasi mafia BBM,” kata Malin Senin (26/10).
Malin mengungkapkan, hampir setiap hari SPBU selalu dipenuhi spekulan BBM, bahkan ada diantara mereka yang menggunakan jiriken dan drum.
Dalam hitungan jam BBM langsung ludes dan masyarakat umum tidak kebagian.
“SPBU inikan sebenarnya untuk masyarakat umum, karena di sana harganya lebih murah, kalau harus beli di kios kan mahal, apalagi dengan kondisi ekonomi seperti sekarang ini, masyarakat merasa keberatan dengan harga BBM,” katanya.
Malin mengatakan, jika alasannya karena cuaca, itu merupakan hal yang mustahil, sebab distribusi BBM di daerah lain tidak ada masalah.
Bahkan kata dia, insfrastruktur di Melawi jauh lebih baik jika dibandingkan dengan daerah lain khususnya Sintang.
“Coba lihat jalan kota Sintang seperti apa, namun BBM tetap lancar, sementara jalan di Melawi lebih mulus, kenapa BBM tidak juga lancar, ada apa dengan pertamina, ada apa dengan perangkat pengawas pemerintahan, ada apa dengan SPBU,” tandasnya.
Sementara itu, Romsyah, Kades Bukit Raya kecamatan Tanah Pinoh Barat mengungkapkan harga jual bensin eceran di Kota Baru, ibukota kecamatan Tanah Pinoh saja kini sudah dijual Rp 12 ribu perliter.
Harga ini akan semakin mahal bila dibawa ke desa-desa yang ada di pedalaman.
“Karena dapatnya susah, apalagi di Kota baru sudah tidak ada SPBU. Mereka mengambil langsung dari Nanga Pinoh,” terangnya. (ali)