Ruang Kelas III SDN 181 Kota Jambi Disulap Jadi Ruang Bebas Asap
Anies memilih SDN 181/IV di Lebak Bandung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi khususnya menjadi sekolah percontohan untuk ruangan bebas asap itu.
Editor: Dewi Agustina
"BAGAIMANA udaranya?" tanya Presiden Joko Widodo kepada sejumlah siswa kelas III di SDN 181 Kota Jambi, Jumat (30/10/2015).
Spontan saja, koor siswa SD menjawab tanya mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Sejuk Pak," teriak sejumlah siswa sambil kegirangan melihat Presiden.
Begitulah ketika Jokowi melihat langsung ruang kelas bebas asap yang ada di SDN 181 tersebut. Kunjungan Presiden ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Mendikbud Anies Baswedan yang beberapa hari lalu berada di Kota Jambi.
Untuk di Kota Jambi, Anies memilih SDN 181/IV di Lebak Bandung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi khususnya menjadi sekolah percontohan untuk ruangan bebas asap itu.
"Kemarin waktu kunjungan Pak menteri naik ojek ke sini dari hotelnya, Pak menteri bertanya kepada tukang ojek itu, dimana sekolah yang kondisinya masih menggunakan kayu, terus tukang ojek menunjuk SDN 181. Makanya saya terkejut juga saat Pak menteri datang kemarin," kata Eliya Sinarita, Kepala SDN 181 Kota Jambi.
Eliya sangat mengapresiasi dengan langkah-langkah yang diterapkan Anies Baswedan di sekolahnya. Ia juga diberi pengetahuan bagaimana langkah-langkah agar ruang kelas menjadi aman dari kabut asap.
Saat berkunjung ke sana pertama kali Selasa (27/10/2015) sekitar pukul 07.00 Anies didampingi Profesor Zeily Nurachman, penemu perangkat teknologi tersebut.
Kemudian pada Kamis malam sekitar pukul 01.00 atau satu hari menjelang kedatangan Joko Widodo, Profesor Zaely menyulap kelas itu menjadi ruang yang aman dari asap.
"Jadi malam kemarin langsung dibuat, saya saja tahunya waktu sore hari diberi tahu oleh Dinas Pendidikan Kota Jambi kalau Pak Jokowi mau datang ke sekolahan saya besok. Ya panik lah karena saya tidak menduga. Apalagi teman-teman di sekolah lain sempat heran kenapa mesti sekolahan saya," ungkapnya.
Seiring dengan itu pihak SDN 181 yang dikunjungi Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri, Jumat siang boleh senang hati. Pasalnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berjanji akan membangun sekolah tersebut.
Di hadapan Jokowi, Mendikbud menegaskan akan membangun sekolah berkonstruksi papan tersebut.
"Tahun ini kita akan rehab sekolah ini," kata Anis di hadapan Presiden dan pihak sekolah.
SDN 181 adalah satu di antara sejumlah sekolah di Kota Jambi yang masih belum permanen karena bangunannya berbahan kayu.
Sekolah di tengah permukiman yang kemarin tampak kinclong ini, kemarin dikerumuni warga. Mereka menunggu untuk bertemu Jokowi. Presiden yang juga didampingi Pj Gubernur Jambi Irman, disambut belasan siswa kelas III yang sudah menunggu sejak pagi. Presiden langsung meninjau ruang belajar bebas asap yang saat ini diprogramkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Selama meninjau ruang belajar bebas asap, Jokowi beberapa kali bolak-balik ke ruangan kelas. Ruang kelas bebas asap ini khusus diberlakukan di provinsi yang terkena dampak asap.
"Kita tadi melihat kelas aman asap menggunakan membran sehingga udara disaring. Udara di dalam bersih dan bisa digunakan untuk belajar mengajar," kata Anies yang mendampingi Jokowi.
Program ini akan direalisasikan di 170 ribu ruang kelas di sembilan provinsi di Sumatera dan Kalimantan yang rentan terpapar kabut asap setiap tahunnya.
Anies menjelaskan, untuk mendesain ruang kelas bebas asap tak membutuhkan dana besar.
"Harganya murah sekitar Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu ditambah dengan exhaust fan dan tanaman untuk mengurangi polutan," kata mantan rektor ini.
Desain kelas tersebut sudah dicoba di Sumatera Barat. Menurutnya, ISPU yang saat itu 280 di dalam kelas bisa diturunkan menjadi di angka 70.
Pantauan Tribun Jambi (Tribunnews.com Network) pada Jumat sore, terlihat ruang kelas III yang jadi percontohan cukup mencolok dibanding ruang kelas lainnya.
Di dinding sebelah kiri kelas tampak sepertiga ruangan yang tadinya hanya ditutup kawat ditutup dengan dakron, alat filter berwarna putih dengan ketebalan sekitar 1 cm mirip seperti busa.
Dakron juga dipasang di ventilasi udara di atas pintu, dan jendela di sisi kanan ruang kelas. Selain itu, di ventilasi jendela atas ruang kelas tampak terpasang exhaust fan untuk mengeluarkan udara dari dalam kelas. Di depan kelas terdapat papan tulis kapur, akuarium kecil dengan beberapa ikan mas di dalamnya. Di sisi kiri dan kanan terdapat tanaman dalam pot.
Edy, penjaga sekolah yang ditemui mengatakan, untuk mengoperasikan teknologi sederhana di ruang bebas asap memerlukan tenaga listrik dan hasilnya pun cukup bagus.
"Kalau dihidupkan sejuk memang, apalagi kalau pintu ditutup. Serasa pake AC, beda dengan ruangan lain," kata Edy.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Rahmad Derita mengatakan ruang kelas bebas asap diutamakan untuk SD. Prioritasnya di Kota Jambi, Muaro Jambi, Tanjab Timur dan Tanjab Barat. (kur/dnu)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.