TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Jatim, Budi Sulaksana kebakaran jenggot atas pernyataan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) terkait pernyataan tiga Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Jatim sebagai pengendali narkoba.

Lapas yang diduga sebagai pengendali narkoba yakni Lapas Pamekasan, Porong dan Madiun.

"Sampai detik ini BNNP tidak pernah melakukan koordinasi dengan kami.Artinya BNNP hanya berbicara kalau ada jaringan di dalam Lapas. Padahal kami sangat mendukung pemberantasan narkoba di Lapas," tandas Budi Sulaksana, Kamis (5/11/2015).

Menurut Budi, sesungguhnya BNNP jika menemukan tersangka dan katanya ada di dalam Lapas, sangat mudah koordinasi dengan Kemenkumham.

Seperti pengambilan tahanan atau narapidana yang dicurigai di Lapas. Namun hal itu yang tidak dilakika oleh BNNP.

"BNNP lebih suka ekspose ke media. Jangan asal beri statment," tegasnya.

Lanjut Budi, menurut ilmu penyidikan apabila lebih dulu diekspose barang bukti bisa dihilangkan oleh orang yang dicurigai.

"Seperti ponsel misalnya sudah dihilang, mungkin dipendam di tanah atau sebagainya. Kalau BNNP sungguh-sungguh memerangi narkoba silakan koordinasi dengam kami," paparnya.

Dalam pemberantasan narkoba, Kemenkumham sudah membentuk Satgas yang dibagi dalam 7 Korwil. Setiap Korwil terdiri 6 sampai 7 Lapas/Rutan. Total Lapas atau Rutan di Jatim sebanyak 5.

"Dalam seminggu bisa 2 sampai 3 kalai dalam seminggu dan kalau ditemukan narkoba akan kami serahkan ke BNN agar ditindaklanjuti," papar Budi.

Dalam pemberantasan narkoba di Pamekasan san Madiun beberapa waktu lalu, BNN pernah dilibatkan dan ditemukan barang bukti. Semuanya diserahkan ke polisi atau BNN agar ditindaklanjuti.

"Adanya statment 3 penghuni Lapas sebagai pengendali, terus terang kami keberatan. Kalau tahu begitu koordinasi dengan kita dan siapa orang yang dicurigai silakan diambil. Mari sama-sama memberantas narkoba," tandasnya.

BNNP Jatim merilis berita penangkapan jaringan narkoba diduga dikendalikan dari tiga Lapas Sumenep, Madiun, dan Porong. Disinyalir jaringan ini beroperaai dan 9 kurir dan penerima ditangkap.