Perahu Kertas Melaju di Kali Code Yogyakarta
Hujan deras pertama di bulan November disambut dengan sukacita oleh seluruh masyarakat Yogya, yang telah lama menantikan kehadirannya.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Hujan deras pertama di bulan November disambut dengan sukacita oleh seluruh masyarakat Yogya, yang telah lama menantikan kehadirannya.
Tak terkecuali bagi Soewardi, salah satu seniman yang berpartisipasi dalam Jogja Street Sculpture Project (JSSP) 2015.
Ia memasang karyanya di atas aliran kali code dan hujan ia anggap sebagai salah satu tamu untuk mengapresiasi karyanya.
Belasan karya Soewardi, tampak terkulai lemas di bantaran kali code. Hujan deras yang mengguyur Yogya, Minggu (8/11/2015), membuat instalasi seni berbentuk perahu kertas tersebut tak lagi menggantung di atas aliran sungai code.
Salah satu panitia JSSP 2015, Okta yang sedang melakukan patroli pemantauan karya peserta yang tersebar di Jalan Mangkubumi hingga Kota Baru, terlihat terkejut dengan pemandangan yang ia lihat.
"Padahal itu posisinya nggak nempel dengan aliran air. Digantung dengan tali baja dari baratTapi kayaknya hujan deras membuat aliran airnya naik dan menyeret perahunya," tuturnya kepada Tribun Jogja dan langsung menghubungi sang kreator, Soewardi.
Beberapa saat sebelumnya, Tribun Jogja mengunjungi Soewardi di kediamannya di Jalan Melati Wetan. Bersamaan dengan guyuran air dari langit, ia mengungkapkan bahwa hujan adalah tantangan bagi para seniman yang memamerkan karya di ruang publik.
"Kalau hujan deras seperti ini, kami akan mengontrolnya setiap saat. Kecuali jika sampai terjadi banjir dan menghanyutkan karya, itu diluar kuasa saya," terang Dosen Seni Patung, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tersebut.
Soewardi tidak menyiapkan cadangan perahu, menurutnya ia akan berusaha memperbaiki sisa perahu yang masih tertinggal di sekitar kali code.
Karya pria kelahiran Solo, 26 Juli 1950 tersebut memang tergolong unik dan beda. Terutama dalam pemilihan lokasi yang berada di atas aliran Kali Code, tepatnya di bawah jembatan kleringan, Kota Baru.
Perahu yang sengaja ia desain dalam bentuk perahu kertas atau origami bertujuan untuk merangkul semua umur dan kalangan agar bisa menikmati karya instalasinya tersebut.
"Tidak perlu pemikiran dan pemahaman yang dalam untuk menikmati karya seni yang saya beri nama Laju Perahu Laju tersebut," imbuhnya.
Pria yang menetap di Yogya sejak 1969 tersebut juga ingin membuat masyarakat menengok ke kali code. Sebuah tempat yang bersejarah dan juga penting bagi kelangsungan masyarakat Yogya.
Ia memberikan kisah tentang keberadaan kali code yang menjadi sarana pengobatan penduduk Yogya pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono IX.
"Dulu, ceritanya banyak penyakit kulit. Lalu Sultan menyuruh rakyatnya mandi di kali code. Di mana kali code merupakan bekas tempat aliran lahar dingin Merapi yang kaya akan belerang," jelas Soewardi.
Selain itu, Kali Code juga merupakan indikasi curah hujan yang terjadi di Yogya dan sekitarnya.
Sementara itu, untuk perbaikan karya tersebut, bukan kali pertama dilakukan Soewardi. Bukan juga disebabkan oleh hujan. Namun kerusakan yang diakibatkan oleh tangan usil.
"Perahu-perahu itu pada 2 hari pasca pembukaan JSSP 2015, diacak-acak oleh seseorang. Tapi menurut orang-orang yang sedang berada di sana, orangnya memang kurang waras dan langsung diusir oleh penduduk sekitar," kenang Soewardi.
Aksi vandalisme tersebut juga masuk dalam tantangan seniman dalam memamerkan karyanya di ruang publik.
"Ini juga adalah cara kami untuk mengedukasi masyarakat agar bisa mengapresiasi dengan baik karya seni. Bagaimana mereka memahami dan juga menjaga diri agar tidak merusak karya tersebut," tutupnya.
Selain Soewardi, puluhan peserta lain juga berpartisipasi dalam pameran JSSP 2015 yang digelar hingga bulan Desember mendatang.
Masyarakat bisa menikmati karya seni instalasi tersebut mulai kawasan Tugu Pal Putih hingga kawasan Kota Baru. (tribunjogja.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.