Pelabuhan Kamal Mati Suri, Pedagang Buah Merugi Terus
Pedagang buah di Pelabuhan Kamal, Madura, mengeluh sepinya pembeli sejak Jembatan Suramadu dibuka.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Kondisi Pelabuhan Kamal, Bangkalan, Madura, tidak menentu dan hampir tiap hari pedagang buah, seperti Hj Atiyah merugi karena tak ada satu pembeli mampir ke lapak dagangannya.
Warga Kamal Talun itu juga berdagang buah. Namun tiap hari ada buah yang busuk karena tak laku dijual. Seperti Selasa (10/11/2015), terdapat sekitar 10 kilogram jambu biji yang membusuk.
"Jambu ini sudah busuk, harus dibuang. Saya rugi Rp 150.000 untuk modal membeli jambu," kata Atiyah.
Atiyah menjadikan jambu-jambu busuk itu untuk pakan ternaknya. Menurut Atiyah, modal dagangnya tidak bisa kembali. Untuk mendapat modal, Atiyah harus pandai-pandai berhutang.
"Buah habis, saya hutang lagi untuk modal. Karena memang tidak ada untungnya," kata Atiyah.
Atiyah mengaku, tetap nekat berdagang di Pelabuhan Kamal, karena sudah terlalu lama berada di sana. Sangat disayangkan untuk meninggalkan pekerjaannya itu.
"Pedagang yang ada di sini, itu orangnya mokong-mokong (nekat). Tapi mau bagaimana lagi, daripada menganggur, tambah tidak dapat apa-apa," kata Atiyah.
Atiyah telah merasakan kejayaan Pelabuhan Kamal sebelum adanya Suramadu. Atiyah memiliki toko di sentra pertokoan pelabuhan, namun ditutup dan memilih untuk berdagang di area parkir mobil.
Kondisi Pelabuhan Kamal kini memang memprihatinkan. Jembatan layang untuk penumpang yang hendak menuju kapal ditutup.
Beberapa bagian tembok kusam dan banyak coretan. Sedangkan di sentra pertokoan telah banyak yang rusak, bahkan banyak gentengnya copot. Pedagang yang ada di sana pun bisa dihitung dengan jari.