Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Publik Khawatir Bom Bali Terulang Lagi

Aksi terorisme di Paris yang menewaskan lebih 150 orang pada 13 November lalu ternyata memiliki dampak psikologis terhadap masyarakat Indonesia.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Publik Khawatir Bom Bali Terulang Lagi
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Wakapolri Komjen Budi Gunawan melakukan pengecekan alat perlengkapan dan kesiapan personel di Mapolda Bali, Denpasar, Kamis (19/11/2015). Wakapolri menyebut Bali jadi salah-satu target aksi terorisme berdasarkan hasil pemantauan aparat keamanan. 

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Aksi terorisme di Paris (ibukota Prancis) yang menewaskan lebih 150 orang pada 13 November 2015 lalu ternyata memiliki dampak psikologis terhadap masyarakat Indonesia.

Publik khawatir benih terorisme di Indonesia akan tersemai kembali dengan kasus terorisme di Paris itu.

Di Indonesia sudah beberapa kali terjadi aksi terorisme yang menghebohkan.

Di antaranya adalah Bom Bali I tahun 2002, Bom JW Marriot Jakarta tahun 2003, Bom Kedubes Australia (Jakarta) tahun 2004 dan Bom Bali II 2005.

Demikian salah satu temuan penting dari survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA Phd yang dipublikasikan, Kamis (19/11/2015) di Jakarta.

LSI mengadakan survei tersebut khusus untuk merespon aksi terorisme yang terjadi di Paris, yang diduga kuat dilakukan oleh jaringan kelompok teroris Negara Islam Irak-Suriah yang biasa disebut ISIS.

“Aksi terorisme di Paris mengembalikan memori publik Indonesia pada kasus terorisme yang pernah terjadi di tanah air. Pasca tragedi Paris, sebanyak 82,50 persen publik Indonesia menyatakan khawatir dengan kemungkinan munculnya kembali aksi terorisme seperti kasus Bom Bali," demikian hasil survei yang dipublikasikan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Kamis (19/11/2015) di Jakarta.

Berita Rekomendasi

Hanya 10 persen publik yang tak khawatir bahwa tragedi Paris bakal menyemai kembali aksi teror semacam Bom Bali dan Bom JW Marriot; serta 7,50 persen publik menjawab tidak tahu.

Dalam keterangannya di kantor LSI Jakarta kemarin, Fitri Hari dari Tim Riset LSI menjelaskan, survei dilakukan melalui quick poll pada 15-17 November 2015. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 600 responden dan margin of error sebesar +/- 4,0 persen.

Survei dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia, termasuk Bali.

"Kami juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD (Focus Group Discussion), dan wawancara mendalam (in depth interview). Survei ini didanai sendiri oleh LSI," kata Fitri Hari.

Sementara itu, dalam kunjungan kerjanya ke Bali kemarin, Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komisaris Jenderal (Komjen) Budi Gunawan mengingatkan jajaran Polda Bali untuk meningkatkan kewaspadaan terkait aksi terorisme yang belakangan marak terjadi di beberapa negara.

Menurut Wakapolri, Bali menjadi salah-satu target aksi terorisme berdasarkan hasil pemantauan aparat keamanan.

"Saya ingatkan kepada jajaran Polda Bali untuk meningkatkan kewaspadaan. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, tetapi saya tidak bisa ungkapkan di sini," kata Budi Gunawan saat meninjau kesiapan personel pengamanan pilkada di Markas Polda Bali di Denpasar, Kamis (19/11/2015).

"Belajar dari Bom Bali I dan II dan juga beberapa hasil pemantauan kami, maka sekali lagi daerah tertentu memang menjadi target (teroris), di antaranya Bali," ucap Budi Gunawan yang mantan Kepala Polda Bali itu.

Mabes Polri, jelas Budi, memberikan prioritas salah-satunya kepada Bali karena ia menilai Pulau Dewata memiliki posisi yang sangat strategis.

"Kedatangan saya di sini sekaligus untuk mengecek antisipasi polda dan jajaran untuk masalah terorisme," kata jenderal polisi dengan bintang tiga itu.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas