Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mata Air Ulu Wae Panaikang, Tak Kering Tergerus Musim

Mata air Ulu Wae tak hanya dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, namun dipakai untuk irigasi sawah.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mata Air Ulu Wae Panaikang, Tak Kering Tergerus Musim
Tribun Timur/Nurul Adha Islamia
Suasana di Mata Air Ulu Wae desa Panaikang, Minasatene, Pangkep. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Nurul Adha Islamiah

TRIBUNNEWS.COM, PANGKEP - Hal yang tak boleh terlewatkan ketika mengunjungi Desa Panaikang, Miansatene, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Sekalan adalah mengunjungi mata air Ulu Wae.

Hadirnya Ulu Wae semakin memperkaya keindahan alam Panaikang.

Ulu Wae berasal dari bahasa Bugis yang artinya Induk Air.

Dikatakan "ulu wae" oleh masyarakat setempat sebab menjadi mata air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Abdul Salam, penduduk Panaikang yang ditemui Tribun Timur (Tribunnews.com Network), Selasa (23/11/2015) menuturkan bahwa mata air tersebut digunakan semua penduduk untuk mandi, mencuci, dan sumber air minum karena kerjernihan airnya.

"Airnya bersih sehingga masyarakat manfaatkan untuk kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Mata air Ulu Wae tak hanya dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, namun dipakai untuk irigasi sawah.

Dalam setahun, Ulu Wae dipakai 3 kali untuk mengairi sawah. Hal yang menakjubkan dari mata air ini karena sepanjang musim kemarau airnya tidak pernah berkurang.

Terletak di kawasan hutan lindung yang dikelilingi pepohonan menambah sejuk suasana sekitar mata air.

Untuk mengaksesnya, kita melewati jalan setapak yang masih berbatu-batu.

Suasana hutan sangat terasa ketika memasuki area mata air. Suara-suara binatang tampak terdengar nyata di telinga.

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas